Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyelenggarakan istighatshah dan tahlil akbar untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-98 NU, pada 16 Rajab 1442 Hijriyah yang bertepatan dengan 27 Februari 2021.
Logo Harlah ke-98 NU pun telah diluncurkan. Sang desainer logo Ardani Rahmansyah menyebutkan, logo yang dibuat untuk memperingati Harlah NU dalam penanggalan Hijriyah ini tidak jauh berbeda dengan logo Harlah ke-95 NU yang bertepatan pada 31 Januari 2021 lalu.
"Filosofinya simpel. Garis yang menggabungkan angka 9 dan angka 8 yang dibuat dengan satu tarikan garis, bermakna konsistensi atau keajegan," ungkap Dani, demikian sapaan akrabnya, kepada NU Online, Senin (22/2) petang.
Ia menjelaskan bahwa keajegan tersebut sesuai dengan tema yang diusung, yakni konsistensi NU dalam berkhidmah dalam menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan meneguhkan komitmen kebangsaan.
"Serta konsistensi dalam membawa Islam yang damai, Islam yang rahmatan lil alamin. Artinya, NU beradaptasi dengan perkembangan zaman sesuai dengan prinsipnya al-muhafadzhatu ala qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik)," terangnya.
Tak hanya itu, ia menuturkan bahwa warna keemasan yang terdapat dalam logo tersebut menggambarkan kemuliaan. Sementara warna hijau melambangkan kedamaian. "Logo dibuat hampir sama dimaksudkan agar seragam antara harlah Masehi dan Hijriyah. Di samping itu juga karena temanya pun sama," ucap Dani.
Agenda harlah ke-98 NU
Ketua Panitia Pelaksana Harlah ke-98 NU KH Mochammad Bukhori Muslim menjelaskan bahwa agenda harlah berdasarkan hitungan penanggalan Hijriyah ini merupakan rangkaian dari peringatan harlah berdasarkan penanggalan masehi, pada akhir Januari lalu.
"Nah, puncaknya memang nanti ke-98 tanggal 27 Februari malam. Jadi malamnya kan memang sudah masuk tanggal 16 Rajab. Itu kita adakan dzikir bersama dan tahlil akbar. Intinya untuk keselamatan dan kedamaian negeri," ungkapnya.
"Tentunya tidak lain kita doakan para pendiri NU seperti Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan para pendiri-pendiri NU di masa awal-awal," imbuh Kiai Bukhori.
Agenda puncak harlah NU itu akan dilangsungkan secara daring dan luring. Kiai Bukhori menuturkan sedang melakukan koordinasi dengan pengelola Masjid Istiqlal Jakarta. Namun demikian, ia menegaskan, acara yang dilakukan secara luring dilaksanakan dengan sangat terbatas.
Kiai Bukhori membatasi peserta atau jamaah yang hadir di Masjid Istiqlal nanti tidak lebih dari 200 orang dan harus menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Sementara itu, ia menerangkan bahwa Masjid Istiqlal berkapasitas 35 ribu orang.
"Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan beberapa kiai akan hadir secara offline di Istiqlal. Tapi para masyayikh yang sudah sepuh itu kebanyakan pakai zoom. Jadi ada 2, luring dan daring," jelas Sekretaris Lembaga Dakwah (LD) PBNU ini.
Para kiai yang rencananya akan hadir secara virtual di antaranya adalah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), KH Agoes Ali Masyhuri dari Sidoarjo.
"Bahkan insyallah kita akan undang Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin melalui aplikasi zoom juga. Kita sedang koordinasi dengan Wapres. Kita rencananya juga akan menghadirkan Gus Baha (Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim), dan Gus Miftah (Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta)," ungkap Kiai Bukhori.
Ia beralasan, agenda puncak peringatan Harlah NU yang juga dilangsungkan secara virtual untuk para kiai sepuh itu bertujuan untuk menjaga agar tidak tertular virus Covid-19. Namun tidak sama sekali mengurangi warga Nahdliyin untuk mencari ilmu dari para kiai sepuh.
"Jadi agenda Harlah ke-98 NU ini dirangkai dengan yang ke-95 karena agak berdekatan. Tanggal 31 Januari dirangkai banyak kegiatan. Kemarin sudah banyak istighatsah dan ada konser amal," katanya.
Bahkan, ia melanjutkan, masing-masing lembaga dan badan otonom NU juga mengadakan berbagai kegiatan yang dirangkaikan dengan Harlah NU ke-95 dan ke-98. Lembaga Takmir Masjid (LTM) NU misalnya, yang melaksanakan kegiatan Bersih-Bersih Masjid (BBM) sebagai rangkaian peringatan Harlah NU.
"Kemudian ada juga penggalangan dana oleh LAZISNU. Lalu ada penanggulangan bencana. Jadi semua kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan dalam rangkaian Harlah NU," pungkas Kiai Bukhori.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan