Nasional

Ini Pesan Mbah Moen Saat Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri Tiba

Sabtu, 10 Agustus 2019 | 14:45 WIB

Ini Pesan Mbah Moen Saat Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri Tiba

Almaghfurlah KH Maimoen Zubair

Rembang, NU Online
Bagi para santri yang pernah modok di Pesantren Al-Anwar Sarang tentu tidak asing dengan pesan dan nasehat KH Maimoen Zubai Almagfurlah. Pesan atau nasehat yang disampaikan pasti dapat diterima bagi siapa yang mendengarnya.
 
Tak hanya santrinya yang diajar ngaji setiap hari. Tetapi, masyarakat yang yang pernah mendengarkan taushiyah yang disampaikan  Mbah Moen tentu sangat sejuk ketika diresapi. Karena tidak ada unsur paksaan atau menyakiti hati orang lain saat menyampaikan.
 
Hal tersebut seperti diutarakan oleh Abdul Hakim seorang santri dari salah satu desa di Kecamatan Kragan Jawa Tengah. Bahkan ia mengaku sering ditimbali Kiai Maimoen meski hanya sekedar ngobrol sambil memijit ringan tubuh beliau.
 
Meski hanya sekedar memijit saja, tentu sangat didambakan oleh semua santri yang sangat mengenal sosok ulama karismatik tersebut, untuk bisa bersanding dengan harapan tabarukan. 
 
Kepada NU Online, Jumat (9/8) Hakim bercerita, suatu ketika Mbah Moen pernah meriwayatkan sebuah nasehat yang sangat baik dari  Syaikh Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur. 
 
Di antara pesan tersebut ialah, senakal-nakalnya seorang santri jangan sampai tidak ikut melestarikan malam hari raya idul fitri dan idul adha, dengan shalat ba’diyah isya’ dua rakaat, dan ditambah shalat witir satu rakaat.
 
“Diriwayatkan dari KH Maimoen Zubair, dari Syaikh Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur, beliau berkata, “Sak Mekedut mekedute santri ojo nganti ora ngurip-ngurip malam riyoyo loro kanthi shalat ba’diyah Isya rong rakaat ditambah shalat witir sak rakaat,” kata Mbah Moen yang disampaikan oleh Abdul Hakim santri yang biasa ngaji dengan Mbah Moen.
 
Selain Hakim, ternyata apa yang disampaikan oleh Mbah Moen juga diamini oleh kaum santri lainnya. Shofir seorang aktivis PMII dari Kecamatan Sarang Rembang Jawa Tengah, mengamini apa yang disampaikan oleh Mbah Moen. 
 
Menurutnya lailatul id itu sangat penting, agar hati manusia tidak mati. Paling sedikit dengan shalat sunnah dua rakaat dan witir satu rakaat. (Ahmad Asmui/Muiz)