Rembang, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair sejak 30 tahun terakhir selalu menunikan ibadah haji ke tanah suci dan itu dilakukan setiap tahun.
Hal tersebut disampaikam putra ketiga KH Maimoen Zubair, KH Majid Kamil (Gus Kamil) yang juga Ketua DPRD Rembang Jawa Tengah sebelum ada kabar wafatnya ayahanda tercinta.
Gus Kamil menceritakan, beberapa hari sebelum ayahnda wafat, ia bermimpi disuruh untuk datang menyusul Mbah Moen yang sedang menunaikan ibadah haji ke Makkah Al Mukaromah, sebelum datang kabar duka berpulangnya salah satu ulama karismatik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu.
Ia mengaku semula tidak ada niat untuk datang ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji tahun ini. “Paspor sudah siap, seakan-akan sudah ada yang bantu, pemerintah menyiapkan paspor saya. Semula saya nggak ada niat berangkat ke sana,“ ujarnya.
Saat keberangkatan ke tanah suci, Gus Kamil ikut mengantar sampai ke Bandara Internasional Soekarno Hatta bersama beberapa santrinya. Bahkan, ia ikut membopong ayahanda dari kursi roda.
Dikatakan, meski hampir tidak mengeluh sakit, saat berangkat KH Maimoen Zubair memang sudah lama mengkonsumsi obat dari dokter. “Penyakit semuanya itu sudah ada lama. Abah minum obat seperti kayak makan nasi,“ imbuh Gus Kamil.
Dijelaskan, Mbah Moen naik haji dengan menggunakan visa furoda yang dikeluarkan resmi oleh Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi. Visa Furoda diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada orang tertentu, agar tidak perlu mengantre untuk beribadah haji.
"Selama 30 tahun terakhir, Kiai Maimoen rutin berhaji. Kecuali saat kejadian crane ambruk dan tahun 2018 lalu memilih tidak berangkat," jelasnya.
“Kalau ada orang kadang-kadang berpikiran Mbah Maimoen itu gimana, sudah Kiai kok haji terus. Yang jelas Mbah Maimoen nggak pernah memakai visanya orang haji, Mbah Maimoen beli sendiri pakai visa furoda, nggak ada pelanggaran sama sekali,“ imbuh Gus Kamil.
KH Maimoen Zubair berangkat berhaji dari Rembang pada Hari Jumat tanggal 26 Juli 2019. Namun pada hari Sabtunya beliau berhenti sejenak di Jakarta untuk bertemu Megawati Soekarno Putri. Baru pada hari Ahad berangkat menuju ke Makkah dan pada tanggal 28 Juli 2019 KH Maimoen Zubair sampai ke tanah suci.
"10 hari berada di tanah suci, tepatnya Selasa (6/8) Abah wafat di Makkah Al-Mukarramah," pungkasnya. (Ahmad Asmui/Muiz)