Nasional

Isi Surat KH Maimoen Zubair Setelah Kiai Ma'ruf Mundur dari Rais Aam

Sabtu, 22 September 2018 | 10:20 WIB

Jakarta, NU Online
Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair mengirim surat kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama terkait pergantian pejabat Rais Aam PBNU.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang ini mengirim surat yang disampaikan putranya, KH Ghofur Maimoen, dan dibacakan Katib Aam KH Yahya Cholil Tsaquf, saat pembukaan Rapat Pleno PBNU, Sabtu (22/9).

Berikut ini teks lengkap surat yang ditandatangani ulama kharismatik tertanggal 21 September 2018.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسو ل الله وعلى أله وصحبه ومن والاه. أما بعد

Salam Silaturrahim kami sampaikan teriring doa semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT serta diberikan petunjuk dan kemudahan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin.

Saya merasa gembira sekali dan bersyukur kepada Allah atas terlaksananya pertemuan hari ini yaitu Rapat Pleno PBNU yang lengkap dengan mengundang seluruh jajaran PBNU yang menentukan apa yang ada padanya. Saya yakin bahwa pertemuan ini akan membawa keutuhan NU serta kemajuan NU yang benar-benar suatu jam’iyyah keislaman yang didirikan dan diprakarsai oleh ulama’-ulama’ insyaallah akan sukses. Amin ya rabbal ‘alamin.

Dalam hal ini saya merasa kecewa terhadap diri saya sendiri tidak bisa menghadiri Rapat Pleno PBNU karena faktor kesehatan. Sakit saya diabet melonjak tinggi sehingga tidak bisa menghadiri acara pada hari ini. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu semuanya yang menjadi pusat khodamah-khodamah daripada jam’iyyah ini, utamanya para ulama, zu’ama dan segenap sesepuh yang hadir pada Rapat Pleno PBNU yang sangat penting.

Saya sangat menghendaki sekali melalui pemikiran yang ada permohonan petunjuk dari Allah SWT. mana yang baik setelah Rais ‘Aam Bapak Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin menjadi cawapres, yang diangkat menduduki sebagai penggantinya adalah Bapak KH. Miftahul Akhyar selaku Wakil Ro’is ‘Aam PBNU. Dan dalam hal ini saya telah menemui Bapak KH. Miftahul Akhyar dua kali memohon kepada beliau untuk bersedia menduduki Rais ‘Aam PBNU.

Saya berdoa NU sebagai jam’iyyah yang dibentuk oleh para ulama’ terdahulu yang masih menyandang ajaran as-Salafus Shalih dan Ahlus Sunnah wal jama’ah perlu untuk diperjuangkan demi kepentingan agama, ketertiban, kemaslahatan yang menuju keridhaan Allah dan sebagai cerminan العلماثة الأنا ا اثة , menjunjung islam, umat islam secara nasional, serta menjunjung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga Allah mengabulkanNya dan meridhai kita sekalian. Amin.


Sarang, 11 Muharram 1440 H.
21 September 2018 M.

Hormat Kami,
KH. Maimoen Zubair
Mustasyar PBNU




Terkait