ISNU Minta Negara Jamin Keamanan dan Ketertiban Sosial saat Berdakwah
Senin, 14 September 2020 | 06:06 WIB
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Ali Masykur Musa (Cak Ali). (Foto: Istimewa)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Ali Masykur Musa (Cak Ali) mengatakan bahwa di Indonesia, dakwah untuk amar ma'ruf nahi munkar diperbolehkan. Bahkan menurut ajaran agama Islam, hal tersebut sungguh sangat dianjurkan. Untuk itu, ISNU meminta agar negara menfasilitasi kegiatan dakwah dengan cara menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban sosial.
“Social Order adalah syarat mutlak agar kehidupan sosial bisa berjalan tertib dan damai. Bahkan, kehidupan antarumat beragama bisa berjalan damai dan saling menghormati. Sekali lagi saya minta aparat penegak hukum menjaga keamanan dan ketertiban sosial di negeri ini,” tegas Cak Ali.
Keamanan dan ketertiban sosial di negara yang demokratis dan menjunjung tinggi nilai moralitas dan agama seperti Indonesia ini menurutnya sangat penting. Sebab, akhir-akhir ini kekerasan dalam dakwah banyak dialami oleh para dai (juru dakwah), baik dilakukan oleh sesama agamanya atau antaragama lain.
Seperti yang baru-baru ini menimpa Syekh Ali Jabir di Lampung. Terkait dengan kejadian ini, ISNU mengutuk keras insiden penusukan orang tak dikenal kepada Syekh Ali Jabir yang sedang berdakwah di Kota Bandarlampung Provinsi Lampung, Ahad (13/9), petang.
“Keluarga besar ISNU meminta aparat penegak hukum untuk memproses dan mengusut tuntas perbuatan tersebut menurut hukum yang berlaku,” ujarnya kepada NU Online, Senin (14/9).
Untuk itu, Cak Ali meminta aparat hukum mengusut tuntas motivasi dan dalang penusukan dalam kehidupan berdakwah, khususnya yang terjadi di Lampung. “Kekerasan terhadap juru dakwah harus dihindari,” tegasnya.
Secara khusus, Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Condet Jakarta Timur ini meminta kepada juru dakwah agar materi yang disampaikan lebih banyak tentang amal shaleh, kedamaian, dan meningkatkan ibadah hati sebagai wujud dari ajaran Islam rahmatan lil alamin atau yang kerap disebut Islam Nusantara.
Putra pasangan Hj Muthmainnah dan KH Musa Asy’ari Tulungagung Jawa Timur ini mengakui, bahwa di dunia dakwah juga perlu instrospeksi terkait gaya dan muatan materi dakwah. Dalam berdakwah, dai harus yang santun dan ramah.
“Para juru dakwah harus menunjukkan Islam sebagai agama yang ramah. Bukan agama yang marah,” demikian saran Cak Ali mengakhiri perbincangan.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Muhammad Faizin