Istikmal, LF PBNU Umumkan 1 Jumadal Ula 1447 Jatuh pada 23 Oktober 2025
Selasa, 21 Oktober 2025 | 20:30 WIB
Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengumumkan bahwa 1 Jumadal Ula 1447 H jatuh pada Kamis Pon, 23 Oktober 2025.
Hal tersebut disampaikan melalui Surat Keputusan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tentang Pengumuman Awal Jumadal Ula 1447 H dengan Nomor 102/PB.08/A.II.11.13/13/10/2025 yang ditandatangani Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur pada Selasa (21/10/2025).
Keputusan tersebut didasari hilal yang masih di bawah kriteria imkanur rukyah di seluruh Indonesia pada Selasa Legi, 29 Rabiul Akhir 1447 H atau bertepatan dengan 21 Oktober 2025 M.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Jumadal Ula 1447 H bertepatan dengan Kamis Pon 23 Oktober 2025 M (mulai malam Kamis) atas dasar istikmal," tulis surat keputusan tersebut.
Keputusan itu didasarkan minimal lima metode ilmu falak qath’iy bahwa pada Selasa Legi, 29 Rabiul Akhir 1447 H/21 Oktober 2025 M masih di bawah imkanur rukyah pada saat ghurub di seluruh Indonesia sehingga tidak teramati.
"Berdasarkan minimal lima metode ilmu falak qath’iy maka pada Selasa Legi 29 Rabiul Akhir 1447 H/21 Oktober 2025 M hilal tidak ada di atas ufuk pada saat ghurub di seluruh Indonesia. Sehingga memenuhi butir kedua Keputusan Muktamar ke-34 NU tahun 2021 terkait posisi ilmu falak dalam penentuan waktu ibadah," demikian bunyi surat tersebut.
LF PBNU mengharap jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-Indonesia bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Jumadal Ula 1447 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama khususnya jajaran pengurus di wilayah/cabangnya masing-masing.
Sebagai informasi, data hisab menunjukkan bahwa hilal akhir Rabiul Akhir 1447 H atau bertepatan dengan Selasa Legi, 21 Oktober 2025 M adalah -2 derajat 58 menit 07 detik. Sementara ijtimak (konjungsi) terjadi pada Selasa Legi, 21 Oktober 2025 M pukul 19:23:48 WIB.
Data hisab ini merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan untuk hari Selasa Legi, 29 Rabiul Akhir 1447 H / 21 Oktober 2025 M. Perhitungan dilakukan pada titik markaz Jakarta, tepatnya di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT). Perhitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.
Sementara itu, letak Matahari terbenam pada posisi 11 derajat 01 menit 36 detik selatan titik barat.
Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Ketinggian hilal di sana mencapai -4 derajat 17 menit. Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Enggano, Provinsi Bengkulu. Ketinggian hilal di sana mencapai -2 derajat 53 menit.
Data di atas menunjukkan bahwa hilal belum berada di atas ufuk sehingga belum memenuhi kriteria imkanurrukyah. Pasalnya, tinggi hilal belum di atas 3 derajat dan elongasi masih kurang dari 6,4 derajat.