Nasional

Jadi Pengepel Kapal Belanda, Gus Dur Ingin Ajak Gus Mus Keliling Dunia

Ahad, 18 Desember 2022 | 09:00 WIB

Jadi Pengepel Kapal Belanda, Gus Dur Ingin Ajak Gus Mus Keliling Dunia

Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) saat berbicara pada Haul Ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Cerita tentang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang tidak ada habisnya. Meski sudah wafat 13 tahun lalu, Gus Dur tetap menyimpan banyak kisah yang selalu saja menarik untuk dibahas.


Kali ini, ada cerita menarik dari Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) yang menyatakan bahwa Gus Dur pernah bekerja menjadi tukang pel sebuah kapal induk di Belanda.


Kisah yang diungkap Gus Mus ini bermula dari penyampaian ‘klarifikasi’ bahwa Gus Dur tidak pernah terkena drop-out (DO) dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia bersaksi bahwa tidak benar jika dikatakan Gus Dur di-DO. Karena sebenarnya Gus Dur tidak pernah kuliah di Al-Azhar.


Hal itu disampaikan Gus Mus saat memberikan testimoni dan tausiyah pada Haul Ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (17/12/2022) malam.


Gus Dur lebih dulu datang di Mesir dari Gus Mus. Tetapi karena kesibukannya, Gus Dur tak sempat daftar kuliah di Al-Azhar. Lalu Gus Dur menanyakan apakah Gus Mus sudah mendaftar. Untuk itu, Gus Mus memilih perkuliahan yang baru dimulai dan ujian akan berlangsung pada empat bulan mendatang.


Mata kuliah yang diambil Gus Mus pun sudah sangat akrab dengan pelajaran-pelajaran yang ada di pesantren. Ia mengaku tidak pernah sekolah formal kecuali sekolah rakyat (SR). Selebihnya, Gus Mus menempuh pendidikan ala pesantren di Rembang, Lirboyo, dan Krapyak.


Tanpa tanya ini-itu, Gus Dur langsung menyatakan diri untuk ikut Gus Mus dan langsung mendaftar kuliah di tempat yang sama. Namun, saat sudah mulai masuk kuliah, Gus Dur heran karena mata kuliahnya sudah dipelajari di pesantren.


“Lalu beliau daftar di Fakultas Adab di (Universitas Baghdad) Irak. Beliau ke Irak. Tapi kemudian beliau lulus duluan. Saya belum karena masih punya utang pelajaran. Beliau terus pergi ke Belanda setelah lulus,” kata Gus Mus.


Surat Gus Dur
Saat di Belanda, Gus Dur mengirim surat sebanyak 12 lembar kepada Gus Mus. Surat itu bahkan masih disimpan sampai sekarang. Di dalam suratnya, Gus Dur meminta Gus Mus agar ketika sudah selesai kuliah mencari utang atau pinjaman uang untuk menyusul ke Belanda.


Gus Dur mengaku mendapat pekerjaan dengan gaji sangat besar. Bahkan, Gus Dur sudah mencarikan pekerjaan untuk Gus Mus yang gajinya juga tidak kecil. Belakangan ini, Gus Mus mendapat cerita dari kawannya di Belanda.


Ketika Gus Dur datang ke Belanda, langsung minta dicarikan pekerjaan yang gajinya besar. Tentu saja gaji besar memerlukan tenaga yang juga besar, bahkan sangat kasar. Tetapi apa mau dikata, Gus Dur menyanggupi.


“(Setelah) dicarikan (akhirnya) dapat kerjaan, (yaitu) ngepel kapal induk. Berat sekali. Kata kawan saya, setiap jam 5 (sore) pulang, badan Gus Dur oli thok (dipenuhi oli). Itu dilakukan demi untuk dapat duit,” kata Gus Dur.


Karena Gus Dur tahu kegemaran Gus Mus adalah menggambar, maka dicarikanlah pekerjaan yang sesuai yaitu membuat reklame dengan gaji yang cukup besar. Tujuan Gus Dur agar beberapa bulan ke depan, gajinya dan gaji Gus Mus dibelikan mobil bekas.


Di dalam surat yang dikirimkan ke Gus Mus itu, Gus Dur berkeinginan untuk pulang lewat darat menggunakan mobil bekas itu. Gus Dur juga mengaku sudah menyurati teman-temannya yang akan dilewati melalui jalur darat. Tanggalnya juga sudah disiapkan.


“Nanti sampai Sumatra, putar-putar di sana dulu baru lanjut perjalanan. Di dalam perjalanan itu nanti kita bisa berbicara banyak tentang NU dan bagaimana bisa bermanfaat penuh untuk Indonesia,” demikian kata Gus Dur di dalam surat, dikisahkan Gus Mus.


“Jadi, kalimatnya NU itu bukan tujuan. Ternyata Indonesia pun bukan tujuan Gus Dur. Tujuannya adalah kemanusiaan. Ini saksinya, Yahya Cholil Staquf, muridnya Gus Dur, sampai diangkat jadi jubir (juru bicara kepresidenan), makanya sekarang dia mau menaklukkan dunia meneruskan Gus Dur,” ucap Gus Mus.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori