Ragam Kisah Menarik 17 Dokter Baru Unusa yang Baru Diambil Sumpah
Sabtu, 22 Februari 2025 | 16:10 WIB
Surabaya, NU Online
Sebanyak 17 mahasiswa kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) diambil sumpahnya Kamis (20/2) hari ini. Mereka sebelumnya telah menjalani pendidikan profesi dokter selama dua tahun dan telah menempuh Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
UKMPPD merupakan ujian yang harus dilalui oleh mahasiswa Program Profesi Dokter sebelum dinyatakan layak menyandang jabatan dokter. UKMPPD terdiri dari dua fase ujian yaitu tes berbasis komputer (Computer Based Tes) dan OSCE (Objective Structured Clinical Examination).
Dekan FK Unusa, Handayani, merasa bangga dengan prestasi yang telah diukir para alumninya. “Doakan kami dalam waktu dekat bisa memberikan status akreditasi unggul, sehingga akan menambah kepercayaan kami sebagai dosen dan juga bagi para alumni. Kami akan menyusul institusi Unggul dari Unusa,” kata dia diansir NU Online Jatim.
Institusi Unusa sendiri sejak tahun 2023 telah dinyatakan unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Ini diperoleh Unusa setelah lebih 80 persen prodi yang ada di Unusa terakreditasi unggul.
Dalam waktu dekat FK Unusa akan menjalani reakreditasi program studi. Kini sudah prosesnya sedang berjalan. Pihaknya mengaku siap menjalani visitasi dengan berbekal prestasi alumni dan sejumlah fasilitas kampus yang dimiliki.
“Berbekal prestasi dari para alumni juga fasilitas kampus yang telah memenuhi persyaratan untuk tempat penyelenggaraan UKMPPD, baik melalui penilaian berbasis komputer (Computer Based Tes) dan OSCE (Objective Structured Clinical Examination), kami berharap reakreditasi nanti akan memperoleh predikat unggul,” katanya.
Pengambilan sumpah dokter ini dilakukan Unusa untuk yang kesebelas kalinya. Hingga kini FK Unusa telah menghasilkan 187 dokter. Mereka tersebar di beberapa daerah serta di luar negeri untuk mengambil studi lanjut dan di dalam negeri mengambil spesialis.
Beragam Kisah Menarik
Beragam kisah menarik menyertai perjalanan 17 dokter yang disumpah. Di antaranya, seperti yang dialami Alif Af’al Al’Amien. Di balik penampilannya yang tenang, tersimpan kisah perjuangan serta dedikasi yang menggabungkan dua dunia yang sering dianggap mustahil untuk disatukan: medis dan bisnis. Ya, Alif selama ini juga senang berkecimpung di dunia bisnis.
Sejak menjalani kuliah S1 Kedokteran, tepatnya saat semester empat, ia telah merintis usaha clothing brand, printing kaos, dan toko peralatan olahraga. Di tengah jadwal kuliah yang padat, ia mampu mengelola usahanya dengan cermat.
"Bisnis saya mulai tumbuh pesat seiring dengan berjalannya waktu. Saya belajar untuk menyeimbangkan antara tugas sebagai mahasiswa kedokteran dengan kegiatan berwirausaha," jelasnya.
Menariknya pula, di tengah perjalanan studi saat menjalani tahun pertama koas, Alif juga mengambil program Magister (S2) di Universitas Strada Indonesia dengan fokus pada program studi Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Hal itu karena termotivasi pesan ibunya yang ingin punya klinik sendiri.
"Saya yakin bahwa pengetahuan dalam manajemen administrasi rumah sakit itu akan sangat berguna untuk memajukan pelayanan kesehatan di masa depan. Saya juga berharap suatu hari nanti bisa membuka usaha yang menggabungkan inovasi teknologi dan pelayanan kesehatan terbaik," harapnya.
Kisah berbeda dialami oleh Anindhiya Pramita Kusuma. Ia merupakan nakes pertama di keluarganya, padahal sebagian besar merupakan wirausahawan. Meski demikian, ia sejak awal optimis untuk menggapai cita-citanya sebagai dokter.
Sejak duduk di bangku sekolah, ia telah membayangkan dirinya berkiprah di dunia medis meski latar belakang keluarganya sebagian besar merupakan wirausahawan, hal inilah yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi diri dan keluarganya.
"Dari awal, saya memang ingin masuk kedokteran. Awalnya sempat ingin mengurungkan impian itu, karena takut membebankan orang tua karena biayanya juga, tapi Alhamdulillah, orang tua saya selalu mendukung penuh, memotivasi, dan meyakinkan saya. Dan sekarang bisa dibilang saya membuat dobrakan, jadi nakes pertama di keluarga hehe," ujar Anin, sapaannya.
Ditanya rancangan ke depan? Anin menjelaskan, setelah internship ia ingin mengambil pelatihan sertifikasi estetika, sehingga dari situ ia bisa mempunyai bekal dan dapat bekerja di klinik kecantikan dan estetik, hal tersebut juga menjadi salah satu keinginannya.
"Setelah internship, saya ingin mengambil sertifikasi di bidang estetika. Saya tertarik dengan dunia estetika juga. Jadi, untuk jangka dekatnya, setelah menjalani internship saya ingin kerja dulu sambil mengumpulkan uang. Soalnya saya masih pengen bisa lanjut spesialis tapi ingin dengan biaya sendiri," pungkasnya.
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua