Nasional

Jadi Tempat Rakernas PBNU, Ini Profil Pesantren Cipasung

Selasa, 22 Maret 2022 | 13:30 WIB

Jadi Tempat Rakernas PBNU, Ini Profil Pesantren Cipasung

Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya, Jawa Barat. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Pondok Pesantren Cipasung dipilih menjadi tuan rumah perhelatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengukuhan Pengurus Lembaga dan Badan Khusus PBNU masa khidmah 2022-2027 pada Kamis dan Jumat (24-25/3/2022). Pesantren ini terletak di Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.


Jauh sebelum itu, Pesantren Cipasung juga menjadi tuan rumah Muktamar ke-29 NU, sebuah forum musyawarah tertinggi NU. Kegiatan ini berlangsung pada 1-5 Desember 1994.


Dalam buku Ajengan Cipasung: Biografi KH Moh Ilyas Ruhiat (2021), Iip D Yahya mencatat bahwa Pondok Pesantren Cipasung ini didirikan oleh KH Ruhiat secara resmi pada tahun 1932, setahun setelah ia menghuni kampung tersebut.


Ia tinggal bersama beberapa santri yang dititipkan gurunya, Ajengan Cilenga. Ajengan Ruhiat, begitu ulama Priangan itu lebih dikenal, memimpin pesantren ini sejak pendiriannya hingga wafatnya pada 28 November 1977.


Tongkat estafet kepemimpinan pesantren ini dipasrahkan ke putranya, yakni KH Moh Ilyas Ruhiat (1934-2007). Kiai yang lebih dikenal dengan sapaan Ajengan Cipasung ini memimpin pesantren peninggalan ayahnya selama 30 tahun, yakni dari tahun 1977 hingga 2007. Ia wafat pada 18 Desember 2007.


Ajengan Cipasung juga pernah memimpin organisasi masyarakat Islam terbesar, NU. Ia terpilih sebagai Rais Aam PBNU pada Musyawarah Nasional (Munas) Lampung tahun 1992 meneruskan KH Achmad Shiddiq. Ia terpilih Kembali sebagai Rais Aam pada Muktamar Ke-29 NU yang digelar di pesantren yang diasuhnya, Cipasung, pada tahun 1994.


Pada Muktamar ke-30 NU Tahun 1999 di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, tongkat estafet kepemimpinan NU dilanjutkan oleh KH MA Sahal Mahfudz, Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah.


Sepeninggal Kiai Ilyas Ruhiat, Pesantren Cipasung dipimpin oleh KH Dudung Abdul Halim hingga tahun 2012. Sejak 2012 sampai saat ini, Pesantren Cipasung dipimpin oleh KH Abun Bunyamin Ruhiat, salah seorang Rais Syuriyah PBNU.


Para santri di Pesantren Cipasung tidak saja belajar mengaji mengenai pengetahuan keagamaan saja. Mereka yang berjumlah ribuan itu juga dibekali dengan pendidikan formal, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar (ibtidaiyah), pendidikan menengah pertama (tsanawiyah), pendidikan menengah atas (aliyah), hingga perguruan tinggi dengan beragam jurusan, mulai dari bidang keagamaan, ekonomi, hingga teknologi.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad