Nasional

Jadikan Masjid sebagai Pusat Penyebaran Narasi Perdamaian

Rabu, 20 Februari 2019 | 07:45 WIB

Jakarta, NU Online
Sejatinya rumah ibadah khususnya masjid tidak hanya berfungsi sebagai sarana aktivitas keagamaan belaka, tetapi juga sebagai media dalam mempersatukan umat. Oleh karena itu, masjid harus dijadikan sebagai sarana untuk menyebarkan narasi kesejukan dan perdamaian, bukan sebaliknya menularkan kebencian yang dapat memecah belah persatuan di antara umat manusia.

Hal itu disampaikan Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Dr Muammar Bakry MA. Oleh karena itu menurutnya, masyarakat harus bisa memaknai rumah ibadah itu sebagai tempat untuk saling tolong-menolong dan memperkokoh persatuan antar umat. 

Itulah sebabnya menurut dia dalam Islam menganjurkan orang melakukan shalat berjamaah karena dapat menjadi media untuk silaturrahmi. Karenanya ukhuwah yang sederhana bisa dijalin dari masjid dengan salam-salaman setelah shalat berakhir.
 
Artinya, menurut dia, konsep ibadah di dalam Islam sesungguhnya melahirkan semangat perdamaian baik bagi dirinya sendiri, maupun pelopor perdamaian bagi dunia luas. Maka dari itu sudah menjadi suatu keharusan menurutnya rumah ibadah untuk menjadi pusat penyebaran narasi perdamaian. 

“Saya kira bukan hanya masjid saja yang memiliki konsep seperti itu, tetapi semua rumah ibadah dalam semua agama juga menjadi pusat perdamaian dan kedamaian. Karena tidak ada agama mana pun yang memerintahkan untuk berbuat anarkis atau memerintahkan intoleran kepada para penganutnya,” kata Muammar Bakry di Jakarta.

Pria yang juga Pemimpin Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriyah Makassar ini menekankan agar para pengurus rumah ibadah bisa menjadikan rumah ibadah itu sebagai media untuk menyatukan umat. Dirinya memberikan contoh kalau di masjid ada marbot dan juga pengurus masjid yang mempunyai tanggung jawab penuh itu untuk kemaslahatan para jamaahnya.
 
Untuk itu dirinya berharap kepada para pengurus masjid untuk bisa menjaga kondusifitas baik di lingkungan internal Islam dan eksternal untuk dapat menjaga dengan baik jamaahnya dengan melakukan  konsolidasi pengurus secara internal sehingga celah celah masuknya paham-paham yang ingin menyebarkan dakwah dakwah kebencian itu dapat ditutup.

Dirinya juga mengatakan bahwa perlu adanya peran dari pemerintah untuk ikut serta mengawasi rumah ibadah agar tidak timbul narasi kebencian yang disebarkan melalui rumah ibadah. Karena pemerintah adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam menjaga kondusifitas dari semua masyarakat serta semua lapisan, termasuk dalam hal ini masjid jangan sampai menjadi tempat narasi kebencian.

“Karena seharusnya orang masuk masjid itu justru mencari ketenangan, ketenangan batin. Jangan justru keluar dari masjid malah membakar semangat yang justru jauh dari nilai-nilai kerahmatan Islam agama itu sendiri,” kata peraih gelar Doktor dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. (Ahmad Rozali)


Terkait