Jangan Merasa Cukup, Menag Tekankan Santri Perlu Terus Kembangkan Diri untuk Masa Depan Indonesia
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:30 WIB
Jakarta, NU Online
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan para santri agar tidak puas dan tidak merasa cukup dengan apa yang diupayakan para santri dan ulama terdahulu.
“Kita ingin para santri mengingat akan sejarah bahwa santri itu memiliki kontribusi yang besar terhadap kemerdekaan negeri ini, tetapi tidak cukup, tidak boleh puas atau tidak boleh berbangga dengan itu semua, bahwa masa depan itu juga perlu digapai," ujar Gus Yaqut kepada NU Online di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta pada Jumat (18/10/2024).
Lebih dari itu, ia menyampaikan pesan kepada para santri untuk terus belajar, mengaji, dan mengembangkan kemampuan diri untuk mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsa ini di masa ini dan yang akan datang.
"Saya kira itu, belajar terus, ngaji terus yang bener, kembangkan kemampuan dan kapasitas diri, saya kira itu akan menjadi bekal utama bagi para santri untuk memenangkan masa depan,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Hari Santri tidak bisa lepas dari perjuangan para ulama terdahulu yang mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu diupayakan melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) yakni Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya.
Resolusi Jihad Syekh KH Hasyim Asy’ary pada tanggal 22 Oktober 1945 menegaskan siapa pun yang tinggal di radius 90 km harus keluar membela tanah air. Hal itulah yang menjadi pemantik munculnya Hari Pahlawan 10 november.
"Andaikan tidak ada Resolusi Jihad kemungkinan kemerdekaan yang telah kita proklamirkan 17 agustus 1945 bisa direbut kembali oleh penjajah. Oleh karena itu, sebagai hidmat dan penghormatan kepada beliau para pendahulu kita,” ujar Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kementerian Agama (Kemenag) Basnang Said pada kegiatan roan dan santri menanam di pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur pada Jumat (18/10/2024).
Ia juga menambahkan, Resolusi Jihad para ulama dan santri ini patut untuk dikenang, diteladani, dan dilanjutkan perjuangannya dalam membela dan mempertahankan NKRI. Karenanya, Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri melalui Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 22 Tahun 2025 yang diteken 15 Oktober 2015.
Basnang juga menyampaikan bahwa santri saat ini dapat menjadi apapun termasuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia.
“Anak-anakku semua, kalian mau menjadi apapun bisa. Menjadi presiden sudah pernah ada contohnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu dari kalangan santri, menjadi Wakil Presiden Alhamdulillah hari ini ada Kiai Maruf Amin sebelumnya ada Kiai Hamzah Haz semuanya itu adalah santri, sekarang juga Menteri Agama (Menag) kita Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut adalah santri tulen,” ujarnya.