Tegal, NU Online
Pembatasan aktivitas sosial akibat pendemi Covid-19 tidak selamanya membawa dampak buruk di masyarakat, termasuk membatasi kreativitas dan inovasi sekelompok pemuda asal Desa Gantungan Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Dialah Abdul Wahab, kader Gerakan Pemuda Ansor asal Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal dan seorang santripreneur yang tidak lulus pendidikan SMP bersama temannya yang memiliki empati pada keselamatan tenaga medis di rumah sakit dari kontaminasi virus corona diwujudkan dengan pembuatan prototipe robot pengantar obat yang mampu berjalan sendiri mengikuti alur yang telah ditentukan.
Bupati Tegal Hj Umi Azizah didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr Hendadi Setiaji dan Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Soeselo Slawi pun melihat secara langsung simulasi robot saat mengantarkan obat ke kamar pasien di Pendopo Amangkurat, Jumat (26/6).
“Meski masih berupa prototipe dan perlu proses untuk penyempurnaannya, tapi saya merasa senang dan bangga dengan karya kreatif anak-anak muda asal Dukuh Asem Desa Gantungan Kecamatan Jatinegara ini," ucapnya.
Umi mengaku kagum dengan kreativitas anak-anak muda asal Jatinegara yang dimotori Abdul Wahab, seorang santripreneur yang tidak lulus pendidikan SMP. Pasalnya, robot yang dilengkapi dengan sensor pengambilan obat dan pesan suara ini memudahkan pasien mengambil obatnya.
Robot pengantar obat ke pasien ciptaan kader Ansor Kabupaten Tegal, Abdul Wahab
"Setelah ini saya minta robot tersebut bisa langsung ujicobakan di RSUD dr Soesilo untuk kemudian dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya, yaitu tenaga medis rumah sakit,” sambung Umi.
Umi berharap, prototipe robot yang diberinama 'Nyong Robot Tegal' ini secepatnya bisa dikembangkan agar semakin layak saat digunakan sebagai alat bantu rumah sakit dalam mengurangi kontak pasien positif Covid-19 dengan para petugasnya.
Abdul Wahab menuturkan, robot ini merupakan hasil reka cipta dirinya bersama teman-temannya yang memiliki kemampuan di bidang mekanik dan pemrograman aplikasi line following dengan bahasa C.
“Saat ini kami memang baru bisa merancang robot yang bergerak menyusuri lintasan berbentuk garis. Alhamdulillah, setelah disupport bupati, ke depannya bisa segera kami kembangkan robot dengan sensor lain yang mampu membaca koordinat atau virtual path tanpa harus menggunakan stiker garis yang ditempelkan di lantai,” ujar Wahab kepada NU Online, Sabtu (27/6).
Dikatakan, setelah berhasil mensimulasikan robotnya di hadapan Bupati Tegal, Wahab beserta kawan-kawannya pun beranjak ke RSUD dr Soeselo Slawi untuk mempraktikkan prinsip kerja robotnya di ruang perawatan rumah sakit.
"Alhamdulillah robotnya bisa bekerja dengan baik," ujar Wahab yang juga kontributor NU Online wilayah Papua ini.
Kontributor: Nurkhasan
Editor: Abdul Muiz