Surabaya, NU Online
Ketua Umum PBNU mendorong aparat keamanan mewaspadai para pengikut gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang pulang ke Indonesia karena bisa menimbulkan persoalan keamanan di tanah air.<>
Penegasan akan bahaya ISIS disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Kapolda, Pangdam, sejumlah bupati dan wakil bupati, serta pengurus PWNU dan PCNU se Jawa Timur, Sabtu (14/3) malam.
Kang Said, panggilan akrabnya mengatakan, ISIS melalui berbagai media menunjukkan kepada dunia bahwa mereka sangat kejam. "Mereka lebih kejam bila dibandingkan dengan para teroris," ungkapnya.
Para teroris seperti Amrozi, Ali Ghufron, Ali Imron, dan sejenisnya masih memiliki hati nurani dengan memilah dan memilih mana kawasan yang akan dibom atau diledakkan. "Tapi kalau ISIS, mereka bisa membunuh kawan sendiri dengan sadis," katanya.
Karena itu bagi aparat keamanan khususnya polisi dan tentara, adanya kabar bahwa sejumlah warga negara telah terindikasi gerakan yang sangat mereasahkan hendaknya disikapi dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan.
"Tapi bapak gubernur, kapolda dan pangdan serta bupati se Jawa Timur jangan khawatir," kata Kang Said. Selama masih ada NU, maka potensi kriminalitas serta gerakan separatisme yang mengkhawatirkan NKRI tentu akan dilawan, lanjutnya.
Selain berbicara masalah ISIS, guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya itu juga bercerita kiprah para ulama terdahulu yang juga menjadi solusi bagi ukhuwah atau persaudaraan umat.
"Untuk di Indonesia, KH Hasyim Asy'ari telah berhasil memberikan konsep yang sangat jitu untuk kebersamaan dan kebhinekaan lewat konsep 3 ukhuwahnya," ungjkapnya. Karena dengan ukhuwah wathaniyah, islamiyah dan bashariyah atau insaniyah, maka perbedaan di Indonesia tidak menjadi konflik.
Justru para kiai NU yang secara kualitas tidak memiliki kemampuan ilmu dan pemahaman keagamaan yang memadai justru mampu meredam gejolak di masyarakat. "Bandingkan dengan sejumlah ulama besar di luar negeri yang memiliki karya atau kitab yang membanggakan," tandas Kiai Said.
Ulama Timur Tengah hanya memiliki karya besar, namun tidak berhasil memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga di sekitarnya, lanjutnya.
Kehadiran Kang Said ke Surabaya adalah dalam rangka Launching Sukses Muktamar ke-33 NU. Kegiatan yang dilaksanakan di area parkir utara gedung PWNU Jatim ini dimeriahkan dengan pementasan pagelaran wayang kulit oleh dalang kondang Ki Enthus Susmono dari Tegal Jawa Tengah. (Syaifullah/Anam)