Nasional

Karya Ulama Nusantara Harus Dicetak Massal

Senin, 18 Februari 2013 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Karya-karya ulama Nusantara harus dicetak secara massal di Indonesia. Kitab-kitab karya mereka sudah harus ikut meramaikan pasar kitab di Indonesia.

<>

Sebab, karya mereka terbilang minim di jagat pasar kitab di Indonesia.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Demikian disampaikan oleh Rais Syuriah PBNU KH Saifuddin Amsir dalam sebuah wawancara panjang dengan NU Online di Kantor PBNU lantai tiga, jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Kamis (14/2) siang.

Menurut KH Saifuddin Amsir, karya ulama Nusantara tidak kalah bobot dari karya ulama yang berasal dari pelbagai penjuru dunia. Selain berkualitas, ulama Nusantara juga menghasilkan karya dengan lintas disiplin mulai dari ilmu kalam, fiqih, nahwu, balaghah, ushul fiqih, falak, kamus, tasawuf, tarikh, shorof, mushtholah hadis hingga mujarobat.

“Selama ini baru ada beberapa karya ulama kita yang beredar di toko-toko seperti karya Syekh Nawawi Banten, Syekh Yasin Al-Fadani, Syekh Ihsan Jampes Kediri, dan beberapa ulama kita. Selebihnya, masih banyak lagi yang belum terpublikasi,” kata KH Saifuddin Amsir.

Padahal karya-karya ulama Nusantara sudah beredar sejak lama di pasar kitab di Timur Tengah. Dengan itu, orang-orang di sana lebih berkesempatan mengakses karya ulama Nusantara dibanding muslim di Indonesia. Karena, percetakan di sana sudah menggarap itu, tambah KH Saifuddin Amsir.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

KH Saifuddin menambahkan, para ulama Nusantara bukan semata konsumen pasif kitab ulama Timur Tengah. Mereka juga intelektual muslim yang sangat produktif berkarya dalam pengembangan keilmuan.

Karya mereka di atas itu baru karya berbahasa Arab atau karya terjemahan dari kitab berbahasa Arab. Tetapi, mereka juga menulis karya dengan bahasa-bahasa lokal yang ada di Indonesia mulai dari Melayu, Sunda, Jawa, Makassar dan bahasa lokal lainnya, tutup KH Saifuddin Amsir.


Penulis: Alhafiz Kurniawan


Terkait