Kasus Cacar Monyet Meningkat, Kemenkes Mulai Gencarkan Vaksinasi
Rabu, 25 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Jakarta, NU Online
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai menebarkan vaksinasi cacar monyet atau monkeypox di Jakarta. Program vaksinasi ini menyusul ditemukannya kasus cacar monyet di Indonesia yang terkonfirmasi menjadi tujuh kasus per Sabtu (22/10/2023).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, Kementerian Kesehatan bergegas melakukan upaya penanggulangan. Setidaknya ada 3 upaya yang dilakukan di antaranya upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.
"Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa. Terapeutik dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox serta pemantauan kondisi pasien," kata Maxi dilansir laman Kemenkes RI.
Selanjutnya, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang paling berisiko. Kriteria penerima vaksin monkeypox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.
Vaksinasi monkeypox mulai digencarkan sejak Selasa (24/10/2023) dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang. Vaksinasi diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta yakni Klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Kasus Cacar Monyet meningkat
Maxi menyebut, kasus cacar monyet bertambah menjadi tujuh sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023 atau 8 kasus sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan 7 kasus konfirmasi monkeypox di Indonesia di tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta," kata Maxi.
Maxi mengatakan dari total kasus monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Rinciannya 1 kasus dari Jatinegara, Mampang 1 kasus, Kebayoran Lama 1 kasus, Setiabudi 2 kasus, Grogol Petamburan.
Data yang sama menunjukkan bahwa, seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71% adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29% di antaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun. Dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien monkeypox juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi biseksual.
Maxi mengungkapkan saat ini seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna.
"Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien," terang Maxi.
Maxi juga membeberkan bahwa pasien monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.
Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.