Katib ‘Aam PBNU Resmikan Pondok Pesantren Mahasiswa PKN STAN
Senin, 14 Oktober 2019 | 04:45 WIB
Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Direktur Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN Rahmadi Murwanto meresmikan Pondok Pesantren Mahasiswa Baitul Imaniy dan Raudlatul Imaniy yang didirikan oleh Ikatan Mahasiswa Nahdliyyin PKN STAN, Sabtu (12/10) lalu. (Foto: PKN Iman STAN)
Pondok Pesantren ini telah dirintis sejak tahun 2015 dan dikelola oleh Yayasan Al-Iman PKN STAN yang telah resmi menjadi Badan Hukum melalui Akta Notaris Nomor 02 tanggal 26 Juni 2019.
KH Subkhan, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Baitul Imaniy dan Raudlatul Imaniy (PPM BI/RI) pada acara peresmian menyampaikan bahwa saat ini PPM BI/RI memiliki 42 santri putra dan 52 santri putri yang terbagi menjadi tiga kelas Madrasah Diniyah, yakni Ula, Wustho, dan Ulya.
Rahmadi Murwanto dalam sambutannya menyatakan kebanggaannya pada Mahasiswa dan Alumni PKN STAN yang telah memiliki semangat luar biasa untuk mendirikan pondok pesantren.
“Silakan berinisiatif untuk menyelenggarakan even-even berbeda yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” ujar Rahmadi.
Sementara itu, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang turut hadir untuk meresmikan PPM BI/RI dan memberikan mauidzoh hasanah menyatakan bahwa saat ini pondok pesantren seperti PPM BI/RI sangat diperlukan dalam dunia kampus untuk pengembangan agama dan akhlak.
Dalam mauidzoh hasanah-nya, Gus Yahya juga berpesan untuk menjaga keutuhan NKRI dengan menghargai perbedaan.
Pondok Pesantren yang bertempat di Perumahan Pondok Jurang Mangu Indah Pondok Aren Tangerang Selatan, Banten ini didirikan untuk memfasilitasi mahasiswa dan mahasiswi PKN STAN yang ingin menyeimbangkan kegiatan akademis di kampus PKN STAN dengan kegiatan akademis keagamaan yang berdasarkan pada konsep Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyyah.
Tujuan utama pondok pesantren ini adalah membentuk mahasiswa PKN STAN menjadi santri yang mempunyai pola pikir dan karakter yang adil, proporsional, dan bijak serta mempunyai sikap yang moderat, toleran, seimbang, dan tetap konsisten untuk mengatakan mana yang benar dan mana yang salah.
Dengan demikian, santri dapat mengenal agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, yakni Islam sebagai kasih sayang baik kepada umatnya yang teguh meyakini dengan keimanan dan ketakwaannya, maupun kepada seluruh umat manusia.
Kontributor: Rahman