Kemenag Libatkan 37.653 Pekerja Lokal dalam Program BKBA Madrasah hingga 2024
Senin, 30 September 2024 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Sebanyak lebih 37 ribu pekerja lokal dari berbagai daerah di Indonesia telah dilibatkan dalam proyek Bantuan Kinerja dan Bantuan Afirmasi (BKBA) Madrasah, Program Reformasi Pendidikan Madrasah atau Realizing Education’s Promise - Madrasah Education Quality Reform (REP MEQR) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, selama tahun 2024.
Keterlibatan para pekerja dalam proyek tersebut tidak hanya membantu kualitas pendidikan Indonesia semakin baik, tetapi memberikan dampak nyata terhadap perekonomian warga yang ada di sekitar madrasah secara signifikan.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, melaporkan, pada semester pertama orang yang dipekerjakan oleh Kemenag hanya 8.092. Kemudian, memasuki akhir semester kedua, setidaknya ada 37.653 pekerja yang dilibatkan oleh Kemenag dalam program BKBA tersebut.
Adapun rinciannya yakni 33 piloting di semester pertama naik menjadi 165 piloting di semester kedua. Kemudian, sebanyak 2.302 BKBA di tahap ke-1 semester pertama, naik menjadi 11.510 di tahap 1 semester kedua. Selanjutnya, ada 3.177 pekerja di tahap ke-2 semester pertama, naik menjadi 13.895 pekerja di tahap ke-2 semester kedua.
Berikutnya, sebanyak 2.516 pekerja di tahap ke-3 semester pertama, naik menjadi 11.714 pekerja di tahap ke-3 semester kedua. Lalu, melibatkan 64 pekerja khusus di Cianjur di tahap pertama, jumlahnya bertambah menjadi 369 pekerja di tahap ke-2 semester kedua.
“Kami melihat proyek ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah di Indonesia. Dengan melibatkan ribuan pekerja, kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur pendidikan, tetapi juga membantu menggerakkan roda ekonomi di daerah-daerah madrasah penerima bantuan,” kata Abu Rokhmad, Senin (30/9/2024).
Abu Rokhmad merinci, keterlibatan para pekerja itu meliputi sektor konstruksi, pelatih guru, ahli teknologi informasi, hingga konsultan pendidikan. Dengan adanya pelibatan itu, ekosistem pendidikan di madrasah diharapkan menjadi lebih maju dan modern.
Pengelolaan proyek inklusif dan berkelanjutan
Sementara itu, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI, M Sidik Sisdiyanto, mengatakan keterlibatan lebih dari 37 ribu pekerja menunjukkan betapa luas dan inklusifnya cakupan proyek ini.
“Kami mengelola tim dari berbagai disiplin ilmu untuk memastikan bahwa madrasah penerima bantuan mendapat dukungan sesuai kebutuhan mereka, baik fisik maupun non-fisik,” ujarnya.
Menurut Sidik, proyek BKBA juga dikelola secara berkelanjutan dengan evaluasi berkala untuk memastikan dampaknya tidak hanya pada peningkatan infrastruktur, tetapi juga kompetensi sumber daya manusia.
Dampak positif bagi madrasah dan masyarakat
Sementara itu, Ketua Projek Manajement Unit (PMU) REP MEQR, Arif Rahman menyebut bahwa proyek BKBA Madrasah merupakan bagian dari REP MEQR. Program tersebut, kata dia, telah dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia, dengan fokus pada madrasah yang memerlukan dukungan infrastruktur dan peningkatan mutu pendidikan.
Adapun dampak nyata yang dirasakan madrasah yakni peningkatan fasilitas belajar, pelatihan bagi guru, dan peningkatan kompetensi staf madrasah.
Lebih dari itu, Arif Rahman melihat, masyarakat sekitar madrasah penerima bantuan juga merasakan dampak ekonomi langsung melalui keterlibatan dalam proyek ini. Misalnya saja pengadaan material dan jasa lokal yang turut mendukung perekonomian setempat, memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi pendidikan dan ekonomi lokal.
“Dengan keterlibatan lebih dari 37 ribu pekerja, proyek BKBA Madrasah melalui REP MEQR tidak hanya mendorong transformasi pendidikan madrasah, tetapi juga menjadi inisiatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.