Nasional

Ketangguhan Maritim Akan Dibahas Komisi Rekomendasi

Jumat, 31 Oktober 2014 | 12:02 WIB

Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2014 antara lain membincang pembangunan industri maritim yang tangguh. Sebagai negara kepulauan dengan sumber daya kelautan yang sangat melimpah, Indonesia sudah seharusnya menjadi negara dengan isndustri maritim yang tangguh.
<>
Pengembangan industri maritim dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah produksi hasil-hasil perikanan dan kelautan rakyat yang selama ini lebih banyak diekspor dalam bentuk mentah, demikian dalam draft materi Munas-Konbes NU 2014 pada komisi rekomendasi.

Konektivitas yang baik antar daerah di negara kepulauan seperti Indonesia menjadi syarat mutlak untuk mengembangkan ekonomi dan pembangunan industri maritim nasional yang tangguh. Koneksivitas Indonesia dengan kawasan regional dan global yang berbasis kelautan juga perlu lebih ditingkatkan.

Beberapa hal yang akan dibahas di Komisi Rekomendasi pada bagian adalah lingkungan hidup, percepatan pembangunan infrastruktur fisik yang berwawawasan lingkungan, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi penyelenggaraan pembangunan ekonomi yang berkualitas.

NU juga akan mendorong sektor rill yang memihak rakyat, memprioritaskan peningkatan kesejahteraan perempuan miskin, reformasi birokrasi untuk meningkatkan kepercayaan investor dengan keadilan sosial.

Pelaksanaan reformasi agraria secara konsekuen, renegosiasi kontrak-kontrak pemanfaatn sumber daya alam yang tidak menguntungkan rakyat dan negara, memberdayakan koperasi UMKM, dan industri kreatif sebagai tulang punggung ekonomi, menciptakan struktur ekonomi yang berkeadilan, membangun kedaulatan pangan dan energi, serta membangun kedaulatan ekonomi juga akan dibincang dalam komisi rekomendasi.

Selain Komisi Rekomendasi, ada Komisi Bahsul Matsail dan Komisi Organisasi. Munas dan Konbes bertema mengkonsolidasi Keorganisasian NU untuk memperkokoh kedaulatan RI tersebut akan berlangsung 1-2 November 2014. (Abdullah Alawi)


Terkait