Nasional

Ketua MPR dan Dubes Turki Temui Gus Yahya, Sambut Baik R20 ISORA

Selasa, 21 November 2023 | 16:30 WIB

Ketua MPR dan Dubes Turki Temui Gus Yahya, Sambut Baik R20 ISORA

Pertemuan Ketum PBNU Gus Yahya dengan Ketua MPR Turki dan Dubes Turki untuk Indonesia, di Gedung PBNU, Selasa (21/11/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Majelis Nasional (MPR) Turki Prof Dr Numan Kurtulmuş dan Duta Besar Turki untuk Indonesia Talip Küҫükcan beserta rombongan, mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023). 


Kedatangannya ditemui langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), didampingi Ketua PBNU H Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) dan Wasekjen PBNU H Najib Azca. Pertemuan ini berlangsung sekitar 46 menit.


Usai pertemuan, Gus Ulil menjelaskan bahwa salah satu tema besar yang didiskusikan oleh Gus Yahya adalah tentang pentingnya membangun tatanan internasional yang adil berdasarkan hukum atau aturan main yang adil. 


“Yang dia sebut dalam versi Inggris-nya rule based international order. Jadi tatanan dunia yang berbasis aturan,” ungkapnya.


Menurut Gus Ulil, ide tentang membangun tatanan internasional yang adil berdasarkan hukum selalu dikemukakan Gus Yahya karena secara de facto atau realitas dalam hubungan dunia saat ini, negara-negara yang kuat mendominasi hubungan antarbangsa. 


“Jadi yang sekarang kita saksikan bukan pergaulan internasional yang diatur oleh aturan main yang fair, tetapi diatur oleh kekuatan tertentu, kekuatan militer terutama, dan kekuatan ekonomi. Jadi ini seperti siapa yang kuat menang. Nah, dunia yang seperti ini jelas dunia yang berbahaya dan akibat-akibatnya juga sangat berbahaya,” jelasnya.


Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menginformasikan kepada Dr Numan tentang event internasional yang akan diselenggarakan PBNU pada 27 November di Hotel Park Hyatt, Jakarta, yaitu International Summit of Religious Authorities (ISORA). Tujuan pertemuan ISORA ini adalah untuk menggalang memobilisasi suara para pemangku otoritas agama-agama.


“Istilah yang dipakai bukan tokoh agama, tetapi pemangku otoritas agama-agama. Jadi religious authorities dari berbagai agama dimobilisasi dukungannya untuk menyuarakan pentingnya tadi itu, rule based international order. Nah, itu tadi yang didiskusikan oleh Gus Yahya dengan Dr Numan dan partnernya dari Turki,” beber Gus Ulil.


Sambut Baik ISORA 

Menurut penulis buku Menjadi Manusia Rohani itu, Ketua MPR Turki Dr Numan menyambut baik gagasan Gus Yahya yang akan menggelar Forum ISORA dan menanggapinya dengan mengutip pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan yang mengatakan bahwa dunia lebih besar dari lima lima negara.


“Jadi dunia ini lebih besar daripada sekitar 5 negara yang menjadi anggota Dewan Keamanan PBB yang sekarang ini, yang punya hak veto itu. Nah, tadi juga Gus Yahya dan Dr Numan berbicara tentang pentingnya reform atau melakukan perbaikan terhadap PBB karena sekarang ini PBB hanya menjadi alat untuk menyuarakan kepentingan negara, 5 negara Dewan Keamanan BPP sekarang ini,” imbuh Gus Ulil.


Ditanya apakah akan ada rencana kerja sama dari pihak Turki dengan PBNU, pengampu kajian kitab Ihya' Ulum al-Din dan Al-Iqtishad fi al-I’tiqad secara daring itu mengonfirmasi tak ada pembicaraan kerja sama secara khusus. 


“Ya, tadi tidak secara spesifik dibicarakan adanya kerja sama tetapi Dr Numan berharap suatu saat Gus Yahya bisa berkunjung ke Turki dan berdiskusi mengenai masalah-masalah yang tadi dibicarakan di Turki sebagai balasan kunjungan,” terang Gus Ulil.


Alumnus Pesantren Mathali’ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah dan Universitas Harvard itu juga menambahkan bahwa Duta Besar menyebutkan secara spesifik tentang cukup banyaknya mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki. 


“Tadi Duta Besar menyebutkan angka sekitar lima ribu orang Indonesia yang sekarang belajar di Turki,” pungkasnya.