Ketua PBNU Prof Muhammad Nuh (dua dari kiri) saat menghadiri Rakorwil LAZISNU Jateng di Demak (Foto: NU Online/Atsnal)
Demak, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Muhammad Nuh mengatakan, masyarakat Indonesia masih termasuk dependen society, karena masih tergantung pada yang lain.
"Masyarakat yang dependen ini masih 'dihargai', belum 'dihormati' Jika organisasi masih dependen maka masih tergantung pada pihak lain," tegasnya.
Demikian disampaikan Ketua PBNU Prof Muhammad Nuh dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jawa Tengah di Hotel Amantis Demak, Selasa (2/2).
Lebih lanjut dikatakan, sebagai Ketua PBNU dirinya berkehendak agar masyarakat dapat memasuki tahap berikutnya, yakni independen society. "Kalau masyarakat bisa mandiri, akan ditakuti," ujarnya.
Untuk itu menurutnya, ikhtiar untuk terus menerus menuju masyarakat yang mandiri perlu dilakukan semua pihak di tanah air, tak terkecuali Nahdliyin. "Kita tidak hanya tidak tergantung pada yang lain, namun pihak lain juga akan tergantung pada masyarakat kita. Kalau sudah pada ketiga ini, Indonesia akan disegani dan disungkani," ucapnya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya karena LAZISNU dan Lembaga-Lembaga lain di lingkungan NU Jawa Tengah mulai melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat.
Menurutnya, Rasulullah SAW wafat tidak meninggalkan harta benda, namun mewariskan Al-Qur'an dan hadits. Para Sahabat, Tabiin ulama madzhab mewariskan ijma dan qiyas. Para pendiri NU meninggalkan qanun asasi dan kitab-kitab yang memudahkan bagi umat untuk memahami Al-Qur'an, hadits, ijma, dan qiyas.
"Adapun kita sebagai pengurus NU harus meninggalkan sistem dan budaya organisasi yang sehat, sehingga akidah, syariat, dan ketap luhur, namun strategi dan teknik harus dilakukan inovasi-inovasi," tegasnya.
Untuk itu pihaknya berharap agar LAZISNU tetap memiliki akidah ahlussunah wal jamaah yang kuat, namun memiliki inovasi dalam berkhidmat kepada masyarakat dengan program kerja yang dibutuhkan masyarakat bersama lembaga-lembaga di lingkungan NU dan Banom NU.
Sebelumnya Ketua PW LAZISNU Jateng H Mahsun melaporkan, kegiatan Rakorwil dimaksudkan agar pengembangan masyarakat melalui zakat, infaq, dan sedekah semakin efektif dan efisien serta berhasil lebih baik.
"Rakorwil diikuti utasan dari PCNU se-Jateng berlangsung selama dua hari dengan narasumber dari PBNU, PWNU Jateng, dan Badan Wakaf Indonesia.
Kontributor: Atsnal Lathif
Editor: Abdul Muiz