Cirebon, NU Online
"Penyelenggaraan Munas-Konbes NU di pesantren terpencil karena untuk hargai martabat rakyat. Mereka berkontribusi mikirin bangsa."
<>
Demikian dinyatakan Ketua Umum PBNU Dr. KH Said Aqil Siroj dalam pembukaan Munas-Konbes NU 2012, di Pesantren Kempek Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (15/9).
Dalam sambtuannya yang juga mewakili panitia penyelenggara, Kang Said berkali-kali mengungkapkan kampung dan desa. "Maaf, pesantren kami tempat Munas NU kali ini terpencil, seperti pesantren-pesantren pada umumnya. Tapi pesantren banyak menghasilkan karya untuk negeri," ujarnya di hadapan ribuan peserta dan tamu undangan.
Ia mengungkapkan, tempat Munas-konbes, jika dilakukan di desa atau kampung terpencil selalu menghasilkan sesuatu yang berbobot, untuk rakyat dan bangsa Indonesia. "NU sangat sering menggelar event besarnya di kampung terpencil, bukan di kota-kota besar. Itu komitmen NU untuk ttp merakyat."
Kang Said memaparkan, Munas-Konbes NU 1983 yang dilaksanakan di desa Sukerejo menghasilkan konsep Khittah NU. Munas Konbes 1987 di desa Kasugihan Kabupaten Cilacap menghasilkan konsep tajdid di dalam NU dan penguatan ukhuwah.
"Munas di Lombok, lebih terpencil lagi, di kampung yang jauh sekali. ini tuan gurunya ada di sini, Tuan Guru Turmudzi. Tapi menghasilkan keputusan yang luar biasa, yakni dibolehkannya kepemimpinan perempuan," terang Kang Said.
"Di Munas-Konbes di Lampung juga demikian. Di sebuah desa yang jauh itu, kita berhasil menghasilkan fikroh nahdliyah. Kempek ini listrik saja baru masuk tahun 1989, telepon 1996. Kampung betul. Semoga di Kempek ini, kita menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat kita semua," lanjutnya.
Penulis: Hamzah Sahal