Paparan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj pada Sidang Pleno Munas-Konbes NU, Sabtu (25/9/2021). (Foto: NU Online)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj melaporkan berbagai capaian PBNU selama tahun 2020-2021. Dalam Sidang Pleno 2 di Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU), Sabtu (25/9/2021).
Dalam bidang pendidikan melalui Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, kata Kiai Said, di usianya yang telah menginjak 92 tahun, LP Ma’arif NU terlibat aktif dalam upaya-upaya strategis untuk merumuskan konsep pendidikan di tengan pandemi. LP Ma’arif NU rutin menyelenggarakan webinar, pelatihan, dan juga lokakarya penguatan PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) yang diikuti oleh kepala sekolah Ma’arif di seluruh Indonesia.
Kiai Said merinci, hingga kini, data dan aset yang dimiliki oleh LP Ma’arif NU meliputi 21.045 satuan pendidikan. Satuan pendidikan ini terdiri dari Tipe A: BHPNU sebagai penyelenggara, aset miliki Jam'iyyah NU sebanyak 9165. Satuan Pendidikan Tipe B: BHPNU sebagai penyelenggara, aset milik jamaah Nahdliyin (sebutan warga NU) sebanyak 2673.
Berikutnya, Satuan Pendidikan Tipe C: Yayasan sebagai penyelenggara dan aset miliki jamaah Nahdliyin sebanyak 9207. Keempat, total aset berupa luas tanah 15.391.424 meter persegi.
Selain itu, di bidang pendidikan tinggi, selain terus berupaya untuk memajukan Universitas Nahdlatul Ulama di berbagai daerah yang telah berdiri sejak tahun 2015, PBNU juga sedang membangun UNU Abdurrahman Wahid di Sentul City serta mendirikan Institut Teknologi NU (ITSNU) di berbagai daerah seperti di Pasuruan, Pekalongan, dan beberapa tempat lain.
Pendirian Perguruan Tinggi NU dengan spesifikasi kelimuan yang teknologi terapan ini merupakan respons NU terhadap perubahan zaman dan tantangan era revolusi Industri 4.0.
Selain itu, di bidang kepemudaan dan kalangan pelajar, IPPNU aktif melakukan upaya untuk memperkuat dan memperlebar akses pendidikan. Program terbaru adalah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) turut terlibat dalam Program Kejar Mutu Sekolah Dasar dan juga pelaksanaan event berskala nasional seperti Indonesian Student Conference yang dilaksanakan pada tahun 2021 ini.
Dakwah dan media
Di bidang dakwah dan media, menurut Kiai Said, tantangan untuk memperluas media dakwah direspons oleh LDNU dengan salah satunya menyelenggarakan Pendidikan Dai Milenial dan sejumlah pelatihan dakwah berbasis digital sebagai upaya untuk menampilkan kalangan santri di media sosial.
Hal ini merupakan merupakan respons serius NU untuk mewarnai dakwah digital di media sosial. NU sejauh ini menjadi ormas keislaman terdepan yang menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah di era revolusi digital.
Kemudian, situs resmi NU Online yang pada 2021 berusia 18 tahun, hingga saat ini tetap menjadi portal terdepan dan ranking 1 di Alexa.com untuk ketegori portal keislaman. Ikhtiar ini bisa dimaknai sebagai upaya menghadirkan referensi keagamaan yang lebih akurat dan moderat.
Tahun 2021 ini, selain telah meluncurkan aplikasi berbasis android mobile apps, NU Online juga hadir dalam bentuk bahasa Inggris guna meluaskan jangkauan pembaca dari mancanegara.
PBNU secara intensif berkoordinasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi paham radikalisme. Antara lain, beberapa waktu lalu dengan Kepolisian RI, PBNU telah berkoordinasi untuk memperkuat sinergi dalam rangka menanggulangi dan sekaligus melakukan tindakan preventif untuk mencegah paham dan Gerakan radikalisme.
Bidang ekonomi
Pada Juni tahun 2021 ini, Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) meluncurkan Program NU-Welfare. Program ini dirancang dalam rangka untuk melakukan akselerasi terhadap tercapainya kesejahteraan sosial
Program NU-Welfare memiliki tiga poin utama dalam pengaplikasiannya. Pertama, dihadirkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial di bidang ekonomi dan bisnis. LPNU membuat sekolah bisnis untuk menyokong kewirausahaan di level nasional.
Kedua, NU-Welfare berfungsi untuk melakukan mapping atau pemetaan terhadap potensi para pengusaha di lingkungan Nahdliyin, termasuk memetakan potensi ekonomi di berbagai daerah sehingga menjadi jaringan bisnis baru bagi warga NU.
Ketiga, digitalisasi ekonomi dan bisnis untuk merspons perubahan di bidang ekonomi yang sangat cepat saat ini.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori