Nasional

Ketum PBNU: Siap Jadi Pengurus Harus Siap Bekerja

Kamis, 19 Mei 2022 | 15:00 WIB

Ketum PBNU: Siap Jadi Pengurus Harus Siap Bekerja

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Ketua Tanfidziyah H Amin Said Husni bersilaturrahim ke kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, Kamis (19/5/22).


Dalam kunjungan tersebut Gus Yahya menegaskan bahwa pengabdian kepada NU hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang mau bekerja untuk NU.


“Jadi, nalarnya kita semua ini menjadi pengurus karena mau bekerja,” katanya saat menyampaikan pidato di acara Silaturrahim bersama Ketum PBNU yang diselenggarakan PCNU Kabupaten Pasuruan.


Alasannya adalah, terang dia, untuk menghindari orang-orang yang hanya memiliki kepentingan pribadi atau sekadar numpang nama dalam struktural PBNU.


“Itulah sebabnya, saya bersama Rais ‘Aam dan para anggota formatur menyusun kepengurusan, kami memilih orang-orang yang memang ingin bekerja di (dalam) PBNU,” terang Gus Yahya.


“Dan kami berusaha sebisa mungkin menghindari orang-orang yang mau nitip nama di NU untuk cari kerjaan di tempat lain,” sambungnya menegaskan.


Hal itu juga menjadi alasan lain mengapa dirinya bersama pengurus lain membagi tugas kepada para pengurus di setiap wilayah hingga ranting. Tujuannya adalah agar memaksimalkan khidmat para pengurus kepada NU.


“Itu juga menjadi alasan kita semua dari PBNU sampai ke ranting untuk jadi pengurus, supaya kita ini mendapat bagian pekerjaan di dalam Jam’iyah NU,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang ini.


Adapun beberapa pekerjaan yang dimaksud Gus Yahya di antaranya meliputi kerjasama-kerjasama dengan instansi pemerintah, pihak swasta, hingga luar negeri.


“Kita misalnya sudah punya kerjasama untuk program peremajaan sawit rakyat, yang akan meliput kurang lebih 70-80 ribu hektar di seluruh Indonesia melibatkan 130 cabang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua,” ungkap dia.


Tokoh kelahiran 15 Februari 1966 ini pun mengatakan bahwa kerjasama tersebut merupakan kerjasama dengan pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.


Selanjutnya, kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yaitu program pengembangan kampung nelayan di 80 titik di seluruh Indonesia.


“Dan dengan BUMN kita punya program pengembangan badan usaha milik Nahdlatul Ulama yang ditargetkan sampai 2023,” beber Gus Yahya.


Ia mengungkapkan juga bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan segera menginisiasi file project-nya di Jember, yang akan disahkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.


“Kemarin saya ke sana dan tempatnya sangat ideal sekali,” ucap dia.


Mengingat banyaknya pekerjaan di tubuh struktural NU, ia berharap kepada pengurus NU dari ranting hingga pengurus besar untuk memaksimalkan potensi dan kemampuan dalam berkhidmat.


“Secara tatanan kita perlu orang-orang yang kualitasnya memenuhi kebutuhan. Pekerjaan ini menuntut manajemen yang baik dan personalia yang memenuhi kapasitas,” terangnya.


“Kalau pekerjaan yang berat tapi personalianya nggak bermutu ya enggak akan jalan,” imbuh Gus Yahya.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin