Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Asep Irfan Mujahid memaparkan dihadapan Presiden Joko Widodo tentang tema Kongres XIX IPNU dan XVIII IPPNU.
Dalam paparannya, tema ‘Pelajar Bermartabat, NKRI Hebat’ ini merupakan cita-cita dan capaian besar dari seluruh kongres yang telah dijalani. Untuk itu, melalui kongres ini, diharapkan berbagai gagasan anggota IPNU-IPPNU seluruh Indonesia dapat terkumpul yang kemudian menjadi kontirbusi positif bagi pembangunan bangsa.
“Kita berharap, kongres ini dapat kita kumpulkan gagasan-gagasan mereka (peserta kongres) sebagai kontribusi positif untuk pembangunan bangsa,” kata Irfan di Istana Negara, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (21/12).
Untuk kelancaran kongres ini, pria kelahiran Ciamis, Jawa Barat ini pun meminta dukungan semua pihak, khususnya Presiden Joko Widodo, sehingga menghasilkan gagasan-gagasan yang bermanfaat untuk bangsa.
“Untuk itu kami mengharap rido dan dukungan semua pihak wa bil khusus Bapak Presiden, sehingga kongres ini bisa betul-betul maskimal, betul-betul menghasilkan gagasan baru untuk kemajuam pengembangan generasi muda, kkhusunya kader-kader Nahdlatul Ulama,” terangnya.
Dihadap Presiden, ia sempat menjelaskan beberapa kongres yang pernah dibuka oleh Presiden Indonesia. Pertama, pada 1955, kongres II IPNU dan I IPPNU dibuka oleh Presiden Sukarno. Kedua, pada tahun 2000, kongres IPNU-IPPNU juga dibuka presiden KH Abdurrahman Wahid, dan ketiga, pada 2018 ini, kongres dibuka Presiden Joko Widodo.
“Kongres IPNU-IPPNU dibuka di istana. Ini sebuah sejarah baru Pak Presiden,” ucapnya kepada Jokowi.
Irfan juga sempat memuji Jokowi yang dinilai fasih ketika menyanyikan mars Syubbanul Wathan. Hal itu disebutnya menjadi spirit bagi warga NU, khusunya anggota IPNU-IPPNU.
“Untuk itu, bisa lah nanti ada sesi nyanyi (mars Syubbanul Wathan),” katanya diikuti tawa hadirin. (Husni Sahal/Ahmad Rozali)