Nasional

KH Abdul Chalim Leuwimunding, Sosok Sederhana, Tak Mau Gunakan Fasilitas Negara

Sabtu, 11 November 2023 | 11:00 WIB

KH Abdul Chalim Leuwimunding, Sosok Sederhana, Tak Mau Gunakan Fasilitas Negara

Pahlawan Nasional KH Abdul Chalim Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat. (Ilustrasi: NU Online/Aceng Darta)

Jakarta, NU Online

KH Abdul Chalim Leuwimunding resmi mendapat gelar pahlawan nasional oleh Pemerintah RI tahun 2023. Anugerah tersebut diberikan usai peringatan Hari Pahlawan di Istana Jakarta, Jumat (10/11/2023) siang.


Salah satu tokoh NU KH Abdul Chalim mendapat gelar tersebut bersama lima tokoh lainnya dari seluruh Indonesia. KH Abdul Chalim merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dari kacamata keluarga, Abdul Chalim merupakan sosok pejuang yang konsisten dan sederhana.


"Abah Chalim termasuk orang yang sabar dan sederhana. Abah Chalim orang yang sangat penyayang, dalam kehidupan berkeluarga beliau sosok yang sangat adil," tutur Burhanudin, Cucu KH Abdul Chalim kepada NU Online. 


Selain itu, KH Abdul Chalim dikenal pekerja keras dan ulet. Banyak karya yang dihasilkan dari catatan perjalanannya bersama rekan sekaligus gurunya saat belajar di Makkah yakni KH Wahab Chasbullah.


"Abah Chalim sosok yang ulet dan tekun termasuk dalam berkarya. Aslinya banyak karya-karya tulisan beliau, hanya saja tidak semua berhasil didokumentasikan dengan baik. Salah satunya catatan perjalanan beliau dengan Mbah Wahab Chasbullah yang dibuat dalam bentuk nadzom," bebernya.


Kesaksian yang sama dituturkan Muhammad Al Barra, salah satu cucu sekaligus penulis disertasi naskah perjuangan KH Abdul Chalim Leuwimunding.


Barra menceritakan, perjalanan KH Abdul Chalim untuk menemui Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Chasbullah di Jombang. Mbah Chalim, rela berjalan selama 14 hari dari Cirebon menuju Jombang dan hanya konsumsi kunir serta membaca wirid ayat kursi dan surat yasin.


"KH Abdul Chalim punya prinsip yang kuat. Apa yang jadi tujuannya harus tercapai. Termasuk ketika punya keinginan bertemu gurunya yaitu KH Wahab Chasbullah melalui proses tirakat, berdoa dan seterusnya sehingga apa yang menjadi tujuan dan keinginannya akhirnya tercapai," jelasnya.


Sosok sederhana 

KH Abdul Chalim yang pernah menjabat sebagai anggota MPRS dari partai NU juga dikenal sebagai sosok yang sederhana. Sampai akhir hayatnya tak mau menampakkan diri sebagai politikus.


"Padahal itu jabatan yang sangat prestisius karena anggota MPRS waktu itu banyak mendapatkan privilage seperti naik kereta dan bus gratis. Tapi Mbah Chalim tidak pernah mau menggunakan semua itu," tuturnya.


Abah Chalim, lanjut Barra, selalu berpesan kepada anak cucunya agar menjadi pribadi yang sederhana dan rendah hati. Ia kemudian menceritakan silsilah KH Abdul Chalim yang sempat ramai diperbincangkan di media.


"Beberapa lalu sempat viral tulisan tangan oleh kakeknya Habib Jindan. Dulu mbah saya pernah bertemu dengan kakeknya Habib Salim bin Jindan. Beliau sampaikan kepada kakeknya silsilah KH Abdul Chalim yang merujuk ke Gunung Djati sampai ke Rasulullah. Itu pernah disampaikan dicatatan beliau," ungkapnya.


Dalam catatannya itu, ungkap Barra, Kiai Chalim menuliskan agar silsilah tersebut tak sampai diketahui oleh anak cucunya sebab dikhawatirkan fanatik dengan nasab leluhurnya.


"Abah Chalim memilih tidak populer dan tidak mau disanjung- tidak mau dihormati, ini yang kemudian selalu disampaikan Abah saya kepada anak-anaknya," pungkasnya.