Bandung, NU Online
Setelah melalui hari pertama munas dengan acara pembukaan, sidang tata tertib dan laporan pertanggungjawaban presidium nasional Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) selama satu tahun kepengurusan, acara di hari kedua dilanjutkan dengan qiyamul lail sampai tiba waktu shubuh. Acara dilanjutkan dengan sarapan bersama dan sambutan dari KH Moch Mansyur.
KH Moch. Mansyur dalam sambutannya menyampaikan bahwa perjuangan NU adalah perjuangan kedekatan lillahi ta’ala. Perjuangan kita adalah untuk ridha Allah SWT, karena perjuangan kita hanyalah untuk Allah maka beliau memberikan “dawuh” kepada peserta munas yang kita minta adalah dari Allah, biar Allah yang memberikan jalannya kepada kita.
Pengasuh pesantren Nurul Huda Ciumbeluit yang santrinya dari golongan yatim piatu ini menjelaskan bahwa sejak berdirinya pesantren tersebut hingga sekarang belum pernah mengajukan satu pun proposal permintaan dana.
“Dahulu pernah ada pemerintah menawarkan dana Rp300.000.000 untuk bantuan kepada pondok, tapi syaratnya harus menulis proposal. Saya nggak mau, kita minta itu pada Allah, doa sepenuh hati kepada Allah, hingga akhirnya ada donatur yang sukarela memberikan rezekinya, yang jumlahnya lebih dari itu. Santri itu jangan sering–sering nulis proposal. Minta sama Allah, karena mintanya sama Allah, tidak mengandalkan proposal jadi mintanya sepenuh hati kepada Allah, Insyaallah ada jalan.”
Dawuh pak Kiai ini selaras dengan apa yang disampikan oleh KH Said Aqil Siroj dalam kesempatan sebelumnya di Auditorium FPMIPA UPI yang dengan gaya khasnya, ia mengatakan “Kiai sekarang doanya kurang “mandi”, karena keseringan nulis proposal”. Tentu saja kalimat ini ditanggapi dengan gelak tawa dari peserta munas. Red: Mukafi Niam