Jakarta, NU Online
“Mahasiswa harus selalu bergerak. Kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat harus ditentang. Jangan takut salah,” kata KH. Nuril Huda, pendiri PMII 1960 dalam acara Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tasyakuran Harlah ke-52 PMII di Graha Mahbub Djunaidi PB PMII, Salemba, Jakarta, Senin (16/4) malam lalu.<>
Aktivis PMII generasi awal ini berorasi dengan penuh semangat. Ia berkata bahwa kader PMII mesti berani berpikir dan bergerak. Kesalahan dalam melakukan manuver janganlah menghambat laju pergerakan kader PMII. Kesalahan gerakan yang dilakukan mahasiswa bisa dimaklumi oleh masyarakat. Yang diutamakan adalah gerakannya, bukan nilai hasilnya, tandasnya.
Sedikitnya, 200 orang lebih kader PMII menghadiri Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan Tasyakuran Harlah ke-52 PMII. Mereka memadati halaman yang tersedia. Senin malam yang semakin larut, tak mengurangi semangat kader PMII. Sejumlah panitia dan pemuda setempat tampak mengatur lalu lintas. Mereka membantu arus lintasan tetap mengalir lancar mengingat posisi acara berlangsung tepat di simpang tiga Salemba Tengah, Jakarta Pusat.
Kalimat sambutan KH. Nuril Huda di atas panggung, membakar semangat para kader. Semangatnya sangat relevan dengan tema Harlah PMII ke-52 ‘Kembalikan Kedaulatan ke Tangan Rakyat’. KH. Nuril Huda menegaskan kembali watak pergerakan PMII. PMII sepanjang kiprahnya membuktikan semangat pergerakan dalam setiap manuvernya.
KH Nuril Huda mengulas kembali lembaran kontribusi PMII dalam sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Ia menegaskan bahwa PMII sebagai gerakan mahasiswa yang berhaluan Ahlussunah wal Jama‘ah dan ke-Indonesiaan, mesti mengisi lembaran-lembaran pergerakan ke depan sesuai dengan dua haluan itu yang berjiwa gerakan.
Sekurangnya, terdapat dua hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab kader PMII sebagai mahasiswa. Baginya, pengetahuan yang mendalam dan keberanian adalah karakter pokok kader PMII. Pengetahuan mendalam mesti digali untuk memahami utuh persoalan yang dihadapi masyarakat. Keberanian adalah pelaksanaan atas pengetahuan yang berwujud gerakan-gerakan konkrit.
Watak dan jiwa gerakan, masih bersarang dalam diri KH. Nuril Huda. Semangatnya tak meredup meski usianya tak lagi bisa dibilang muda. Gelora jiwanya tetap menderu dan berkobar menyala. Ketegasan sikap gerakan dalam jiwanya memantul kepada kader-kader muda PMII. Harlah ke-52 PMII ini menjadi kesempatan emas bagi kader muda untuk menimba roh gerakan dari KH. Nuril Huda, generasi awal PMII. Semangat yang bergolak dan karakter yang tegas, bisa ditemukan salah satunya dalam jiwa KH. Nuril Huda, pendiri PMII 52 tahun silam.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis : Alhafiz Kurniawan