Kiai Kafabihi Ajak Umat Islam Bersyukur Menjadi Umat Rasulullah
Jumat, 8 Oktober 2021 | 18:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Abdullah Kafabihi Mahrus mengajak umat Islam agar bersyukur telah menjadi umatnya Nabi Muhammad saw. Rasa syukur ini penting dilakukan karena orang yang tidak mensyukuri sebagai umat Rasulullah, dikhawatirkan akan meninggal dalam keadaan sû’ul khâtimah.
“Kita harus bersyukur. Kalau tidak bersyukur menjadi umat Rasulullah, dikhawatirkan mati sû’ul khâtimah. Na’udzubillâhi min dzâlik,” kata Kiai Kafabih saat mengisi acara Maulid Malam Jum’at bersama Habib Novel Salim Jindan yang disiarkan melalui kanal Youtube NU Channel, pada Kamis (7/10/2021).
Rais Syuriah PBNU ini menambahkan, salah satu alasan penting yang menyebabkan umat Islam wajib bersyukur menjadi umat Nabi Muhammad adalah karena kelak pada hari kiamat, hanya Nabi Muhammad yang bisa memberi syafa’at pada umatnya, saat nabi-nabi yang lain tidak bisa.
Dijelaskan Kiai Kafa, saat hari kiamat, umat manusia akan meminta syafa’at kepada Nabi Adam. Tapi Nabi Adam tidak bisa dan mengarahkan ke Nabi Nuh. Nabi Nuh pun tidak bisa dan mengarahkan ke Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim juga tidak bisa dan mengarahkan ke Nabi Musa. Lagi-lagi, Nabi Musa tidak bisa dan mengarahkan ke Nabi Isa. Nabi Isa tidak bisa dan akhirnya menjumpai Rasulullah.
“Lantas, orang-orang mukmin ini meminta syafa’at kepada Rasulullah. Rasulullah pun menghadap Allah swt. Rasulullah adalah orang pertama yang membuka pintu surga,” papar Kiai Kafa.
Pada acara pembacaan maulid itu, Kiai Kafa juga menjelaskan, peringatan maulid Nabi Muhammad juga termasuk ekspresi rasa syukur kita sebagai umat Nabi yang bisa dilakukan dengan bentuk apa saja. Seperti dengan mengadakan pengajian, sema’an Al-Qur’an, ataupun membaca sejarah Nabi.
“Memperingati maulid bisa dengan apa saja, asalkan dalam rangka menjalani ketaatan kepada Allah,” katanya.
Tujuan Maulid Nabi
Dalam momen itu, Kiai Kafa memaparkan, tujuan terpenting dari peringatan maulid Nabi adalah supaya kita bisa meniru akhlak Rasulullah saw. Bagaimanapun, Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya yang menyatakan bahwa ia diutus oleh Allah untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.
“Dengan maulid ini, juga supaya kita mengikuti ajaran-ajaran Rasulullah, mengikuti akhlak Rasulullah. Sebab Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak,” tutur Kiai Kafa.
Menurut Kiai Kafa, akhlak yang paling utama dalam diri Rasulullah adalah mendahulukan kepentingan orang lalin daripada kepentingan pribadi. Hal ini ditegaskan oleh Allah saat Nabi Musa menanyakan tentang kemuliaan Rasulullah.
“Kata Allah; kamu tidak sanggup, wahai Musa. Musa tetap memaksa keingintahuannya. Lantas Allah menjawab; Rasulullah memiliki akhlak mulia, yaitu mendahulukan orang lain,” ungkap Kiai Kafa.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Aiz Luthfi