Nasional

Kiai Ma’ruf Amin: Bencana Tsunami Selat Sunda bukan Azab

Sabtu, 29 Desember 2018 | 11:50 WIB

Kiai Ma’ruf Amin: Bencana Tsunami Selat Sunda bukan Azab

Mustasyar PBNU Kiai Ma'ruf Amin

Jakarta, NU Online
Mustasyar PBNU KH Ma'ruf Amin mengatakan tsunami yang terjadi di Selat Sunda yang menerjang kawasan pesisir Banten dan Lampung pada 22 Desember lalu bukan azab dari Allah.

"Musibah ini bukan siksaan dari Allah, bukan azab dari Allah. Kalau ini azab dari Banten maka daerah lainnya juga akan kena azab," katanya saat memberikan tausiyah pada Istighatsah dan Doa Bersama di Pondok Pesantren Matlaul Anwar Linahdathil Ulama (Malnu), Menes, Pandeglang, Banten, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (29/12).

Saat ada wartawan yang menanyakan kaitannya bencana dengan kemaksiatan masyarakatnya, Kiai Ma'ruf mengatakan yang pertama harus dipahami adalah kondisi geografis Indonesia yang memang berada di wilayah rawan bencana. Kondisi Indonesia mirip dengan Jepang yang juga mengalami banyak bencana gempa serta tsunami.

Dengan demikian, menurut Kiai Ma'ruf, bukan berarti daerah yang tak terkena bencana adalah daerah yang tak ada maksiatnya. Ada wilayah yang bisa jadi punya kegiatan maksiat berdasarkan ilmu agama, namun tak terkena bencana.

Ada daerah yang agamanya kuat, seperti Aceh, juga terkena bencana tsunami. Sehingga bagi Kiai Ma'ruf, tak ada kaitan antara bencana dengan kemaksiatan.

"Jadi memang negara kita ini negara yang berada di daerah-daerah yang rawan bencana. Karena strukturnya, ada lempengan-lempengan bumi yang jika bergerak bisa terjadi bencana,"  kata Kiai Ma'ruf.

Menurut Kiai Ma'ruf, bisa juga tsunami di Banten adalah cobaan untuk menguji keimanan dan kesabaran masyarakat Banten. "Mudah-mudahan saudara kita diberikan kesabaran oleh Allah SWT. Amin," katanya.

Kiai Ma'ruf juga mendoakan masyarakat yang meninggal dunia pada akibat tsunami di Selat Sunda amal ibadahnya diterima Allah SWT dan dimaafkan semua kesalahannya.

Istighosah dan Doa Bersama itu diselenggarakan oleh Perguruan Malnu untuk mendoakan para korban tsunami di Selat Sunda, sekaligus mendoakan agar bangsa Indonesia diberikan kedamaian dan dijauhkan dari bencana.
 
Kiai Ma'ruf menyatakan kehadirannya pada Istighatsah dan Doa Bersama ini untuk  mendoakan  mereka yang menjadi korban  tsunami, baik yang meninggal dunia, korban  yang dirawat di rumah sakit, maupun yang berada di pengungsian. 

Sebagai orang banten, Kiai MA'ruf  merasa prihatin dan ikut merasakan penderitaan mereka yang menjadi korban tsunami di Selat Sunda. (Red: Ahmad Rozali)


Terkait