Nasional

Kiai Ma’ruf: Saya Jadi Rais Aam dari Ranting Ansor

Selasa, 24 April 2018 | 12:08 WIB

Jakarta, NU Online 
Rais Aam PBNU saat ini, KH Ma’ruf Amin mulai berkhidmah di NU dari tingkat bawah sejak masa muda. Setelah menimba ilmu di Tebuireng, ia melanjutkan kuliah di Universitas Ibnu chaldun, Bogor, Jawa Barat. Kemudian memulai berkhidmah di NU sejak dari bawah juga.

Menurut kiai kelahiran Tangerang, Banten, 11 Maret 1943, ia mengamalkan ilmunya dari satu majelis ke majelis di Jakarta. 

“Saya ini memang dulunya guru ngaji dari majelis ke majelis,” akunya pada saat peluncuran Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif Nasional (Persemanas), di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (9/4) lalu.  

Ia kemudian berkhidmah di NU dengan aktif di Ranting GP Ansor di salah satu kelurahan di Jakarta. Kemudian ia menjadi Ketua Cabang Ansor. Kemudian barulah ia menjadi Ketua Cabang NU.

“Saya dulu Ketua Ranting Ansor. Saya sekarang jadi Rais Aam itu dari Ketua Ranting Ansor,” katanya.

Kemudian ia berkhidmah menjadi Ketua Cabang Ansor. Setelah itu, barulah ia mengabdi di organisasi induknya, yaitu NU, dengan menjadi ketua cabang. Kemudian menjadi salah seorang Pengurus Wilayah NU. 

Pada Muktamar NU di Krapyak, Yogyakarta tahun 1989, Kiai Ma’ruf dipercaya menjadi Katib Aam. Kemudian pada periode selanjutnya ia menjadi rais. Kemudian sempat menjadi mustasyar. 

“Pada muktamar Jombang, saya jadi wakil rais aam beberapa jam. Cuma beberapa jam. Kemudian saya jadi rais aam. Jadi rais aam itu min haitus la yahtasib (tidak diperkirakan) karena saya tidak mencalonkan diri dan tidak ada yang mencalonkan,” jelasnya. 

Oleh karena itu, lanjutnya, NU yang tahun ini telah genap usia 95 tahun berdasarkan penanggalan Hijriyah, susah diprediksi. (Abdullah Alawi) 


Terkait