Kiai Ma’ruf: Upaya Lahiriyah dan Batiniyah Diperlukan untuk Korban Bencana
Sabtu, 29 Desember 2018 | 11:35 WIB
Jakarta, NU Online
Mustasyar PBNU KH Ma'ruf Amin menegaskan bantuan terhadap korban selamat dari bencana tsunami di Selat Sunda yang dibutuhkan adalah bantuan logistik serta doa guna mengatasi persoalan mental dan trauma.
"Terus memanjatkan doa dan kerja keras, adalah upaya lahiriyah dan bathiniyah dalam menangani bencana di Indonesia," kata KH Ma'ruf Amin, di Pondok Pesantren Malnu, Menes, Pandeglang seperti dikutip dari Antara, Sabtu (29/12).
Kehadiran Kiai Ma'ruf ke Pandeglang kali ini adalah untuk ikut berdoa agar masyarakat kuat menghadapi musibah serta meminta agar Allah SWT menjauhkan bangsa Indonesia dari musibah lainnya.
"Saya bersyukur, selain bantuan logistik untuk korban bencana, yakni usaha lahiriyah, memang perlu juga diberikan bantuan doa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi saya sangat mendukung upaya seperti itu, upaya lahiriah dan batiniah," kata Kiai Ma'ruf.
Terkait kerja penanganan pascabencana tsunami di Selat Sunda, Kiai Ma'ruf sebelumnya sudah mengunjungi sejumlah lokasi pengungsian dan dari sana dirinya tahu bahwa penanganan sudah berlangsung baik. Bila belakangan BNPB mengaku sejumlah lokasi pengungsian belum tertangani, hal itu mungkin saja.
"Kalau itu terjadi, tentu kita harapkan upaya perbaikan mencukupi kebutuhan makan minum obat, selimut, dan buang air terutama, bisa diatasi," katanya.
Bencana bukan tanda maksiat
Saat ada wartawan yang menanyakan kaitannya bencana dengan kemaksiatan masyarakatnya, Kiai Ma'ruf mengatakan yang pertama harus dipahami adalah kondisi geografis Indonesia yang memang berada di wilayah rawan bencana. Kondisi Indonesia mirip dengan Jepang yang juga mengalami banyak bencana gempa serta tsunami.
Dengan demikian, menurut Kiai Ma'ruf, bukan berarti daerah yang tak terkena bencana adalah daerah yang tak ada maksiatnya. Ada wilayah yang bisa jadi punya kegiatan maksiat berdasarkan ilmu agama, namun tak terkena bencana.
Ada daerah yang agamanya kuat, seperti Aceh, juga terkena bencana tsunami. Sehingga bagi Kiai Ma'ruf, tak ada kaitan antara bencana dengan kemaksiatan.
"Jadi memang negara kita ini negara yang berada di daerah-daerah yang rawan bencana. Karena strukturnya, ada lempengan-lempengan bumi yang jika bergerak bisa terjadi bencana," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf juga menyayangkan, adanya laporan bahwa alat-alat deteksi dini bencana dicuri ataupun dirusak. "Jadi masyarakat kita tidak menghargai sesuatu yang sebenarnya sangat diperlukan oleh masyarakat untuk bisa memberikan peringatan dini". (Red: Ahmad Rozali)