Kiai Said Aqil Jelaskan Tiga Prinsip yang Harus Terus Dijaga Pengurus NU
Rabu, 17 November 2021 | 09:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/11/2021) siang. Ia meminta setiap pengurus NU agar tidak sembarangan berfatwa sebelum tahu masalah.
Baginya, ukuran paling sederhana penguasaan masalah (keagamaan) adalah paham kitab kuning. "Jangan sembarangan mengeluarkan fatwa kalau belum tahu masalah. Lihat dulu masdarnya, maraji'nya. Kembali ke kutubutturats," kata Kiai Said.
Hal itu ditekankan lantaran NU memiliki latar belakang keilmuan yang mendalam. Terlebih lagi dengan kitab-kitab salaf yang banyak dikaji dan dijadikan rujukan oleh NU. Karenanya, Kiai Said mendorong agar pengurus di setiap tingkatan, cabang hingga pusat mutlak harus bisa membaca kitab kuning.
Baca juga: Lantik PWNU NTT, Kiai Said: Kader NU Harus Kuasai Teknologi
"Syuriyah di tingkat cabang, kemudian tingkat wilayah, apalagi tingkat pusat, harus bisa baca kitab kuning," tegas Pengasuh Pondok Pesantren Al Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
Pada kesempatan itu, Kiai Said juga menyampaikan tiga pesan kepada para pengurus yang baru dilantik. Pertama, ia meminta agar kader dan pengurus NU Kabupaten Sukoharjo tetap menjaga ruhud diniyah (spirit keagamaan).
“Menjaga ruhud diniyah itu dengan praktik beragama yang baik. Jadi, bukan hanya soal berhaji dan umroh, tapi juga soal akhlak dan kemuliaan budaya,” terang Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur.
Kedua, lanjut dia, menjaga ruhul wathaniyah (spirit kebangsaan). Karena bagi NU nasionalisme adalah bagian dari iman. Karenanya semangat kebangsaan harus beriringan dengan spirit keagamaan.
Baca juga: Kiai Said Aqil Siroj: Kitab Kuning Kekayaan Budaya Kita, Pertahankan!
“Ketiga, menjaga ruhul insaniyah atau semangat kemanusiaan. Mereka yang non-Muslim, yang berbeda suku, bahasa, dan budaya, adalah (tetap) saudara dalam kemanusiaan,” jelas kiai asal Cirebon itu.
Mengenai spirit kemanusiaan, ia mengingatkan bahwa umat Islam harus menyadari tentang takdir keberagaman di masyarakat. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan tingkat keragaman suku, adat istiadat, agama, dan budaya yang tinggi.
"Dari spirit keagamaan, mari kita ambil ruhnya. Bukan hanya legalnya saja," imbuh Kiai Said.
Untuk diketahui, pelaksanaan pelantikan PCNU Kabupaten Sukoharjo berlangsung di halaman SMKNU Sukoharjo di Desa Serut, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Meskipun dilaksanakan di gedung yang masih dalam tahap pembangunan, tapi tidak mengurangi kekhidmatan prosesi pelantikan.
Sebelumnya, Konferensi Cabang VII NU Sukoharjo pada Mei lalu kembali menempatkan KH Abdullah Faishol sebagai Rais Syuriyah dan H Khomsun Nur Arif sebagai Ketua Tanfidziyah.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Syamsul Arifin