Kiai Said Resmikan Salam Doc, Aplikasi Konsultasi Kesehatan Santri
Kamis, 22 Oktober 2020 | 14:40 WIB
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan tantangan zaman ini harus dijawab dengan mempertahankan khazanah pesantren, revitalisasi spirit Resolusi Jihad, sekaligus melakukan transformasi teknologi. (Foto: NU Online)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj meresmikan secara langsung aplikasi Salam Doc.
"Atas nama PBNU saya meresmikan program Salam Doc Assalamualaikum Dokter yang digagas RMI dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim," katanya meresmikan aplikasi tersebut pada peringatan Hari Santri 2020 dan Doa Tolak Bala untuk Keselamatan Dunia pada Kamis (22/10) malam.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Said juga menyampaikan bahwa ada dua tantangan besar saat ini, yakni Pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhirnya serta dampaknya diraskaan di berbagai sektor, seperti kesehatan, ekonomi, budaya, pendidikan, hingga keagamaan. Tantangan lainnya adalah disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja yang berdampak pada komersialisasi dan liberalisasi berbagai sektor.
Menurutnya, tantangan zaman ini harus dijawab dengan mempertahankan khazanah pesantren, revitalisasi spirit Resolusi Jihad, sekaligus melakukan transformasi teknologi. "Tanpa transformasi teknologi, tanpa mematuhi protokol kesehatan, dan tanpa upaya memetik hikmah atas peristiwa yang ada, kita akan kehilangan momentum sejarah, serta melemparkan kita jauh ke belakang peradaban," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan menegaskan bahwa di era normal baru nanti, transformasi radikal di semua sektor kehidupan merupakan keniscayaan. "Hal ini membutuhkan kontekstualisasi dan inovasi Resolusi Jihad agar hari santri ini bermakna dalam sejarah," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghofarrozin menyebut bahwa Salam Doc ini membuka para santri untuk berkonsultasi atas beragam masalah kesehatan yang dialaminya.
Menurutnya, sudah ada hampir 70 dokter yang bersedia mendaftarkan diri menjadi sukarelawan dan lebih dari 230 pesantren yang mendaftar dengan ribuan santri yang berada di situ.
"Salam Doc ini hasil kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama dan dengan salah satu pengembang aplikasi yang bernama Chronos," kata Gus Rozin, sapaan akrabnya.
Gus Rozin menyampaikan bahwa konsultasi melalui aplikasi tersebut gratis sepenuhnya. "Para santri silakan berkonsultasi baik sifatnya gatal-gatal, kudis, ataupun yang berat-berat, batuk, demam secara cuma-cuma," katanya.
Di samping itu, ia juga mengimbau kepada para santri dan masyarakat pesantren agar lebih serius lagi untuk menjaga kesehatan demi keberlangsungan pembelajaran dan pendidikan di pesantren dan demi kesehatan semuanya, tak terkecuali juga demi kesehatan kiai dan nyai semua.
Malam puncak Hari Santri PBNU dilangsungkan secara virtual dari Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat. Selain Gus Rozin, tampak hadir Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini, Ketua LDNU H Agus Salim, dan sejumlah pengurus LDNU serta RMINU.
Sebelum memasuki ruang acara, hadirin mengikuti rapid test oleh Satgas NU Peduli Covid-19. Selain itu, di lokasi acara juga diterapkan protokol kesehatan secara ketat, termasuk menggunakan masker, dan jarak antarhadirin diatur satu meter, dengan jumlah hadirin tak lebih dari 20 orang.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan