Kiat Cegah Penyebaran Cacar Monyet di Indonesia menurut Peneliti
Rabu, 3 Agustus 2022 | 23:30 WIB
Jakarta, NU Online
Beberapa waktu ini, masyarakat diresahkan dengan adanya wabah cacar monyet (monkeypox). Sikap waspada memang diperlukan untuk mencegah penyebaran cacar monyet di Indonesia.
Hana A Pawestri, Peneliti di Laboratorium Virologi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dan Krisna Nur Andriana Pangesti, Peneliti di Laboratorium Virologi Balitbangkes Kemenkes mengungkapkan hal yang penting selalu diingat adalah berperilaku hidup bersih dan sehat serta segera mendatangi profesional kesehatan bila dirasakan ada gejala penyakit cacat monyet.
“Sampai saat ini belum ada vaksin atau pengobatan yang dianggap aman untuk kasus cacar monyet. Vaksin cacar/smallpox dianggap bisa mencegah infeksi virus tersebut, tapi vaksin tersebut saat ini jarang tersedia di pasar bebas setelah penyakit cacar dinyatakan musnah beberapa tahun silam,” tulis Hana dan Krisna diakses dari website Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Rabu (3/8/2022).
Menurut keduanya, saat ini yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit cacar monyet adalah mencegah dan mengendalikan bila terjadi infeksi.
Kedua peneliti mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat dan World Health Organization (WHO) yang memberikan Langkah-langkah pencegahan cacar monyet.
Hindari kontak apa pun dengan hewan sumber virus terutama golongan rodensia dan primate, termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah monkeypox terjadi.
Hindari kontak dengan bahan apa pun (seperti darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik) yang telah bersentuhan dengan hewan yang sakit. Pisahkan penderita yang terinfeksi dari orang lain yang bisa berisiko terinfeksi.
“Bersihkan tangan, baik setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alcohol,” lanjut para peneliti.
Selain itu gunakan alat pelindung diri saat merawat penderita. Sebaiknya tenaga kesehatan, laboratorium, maupun orang orang yang diduga terpapar dengan penderita dan spesimennya diberikan vaksin smallpox.
Peneliti juga menyebutkan virus cacar monyet diidentifikasi pertama kali pada monyet pada 1958 di Kopenhagen, Denmark. Sementara kasus cacar monyet pada manusia dilaporkan pertama kali terjadi pada 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Sebelumnya, Kemenkes menyatakan hingga saat ini belum ditemukan kasus positif penyakit menular cacar monyet di Indonesia. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah mengaktifkan alat deteksi panas di pintu-pintu pelabuhan kapal dan bandara udara untuk memindai penumpang (terutama dari Singapura dan Afrika) yang mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari 37,5° Celsius.
Lalu, memeriksa kondisi tubuh sesuai gejala penyakit cacar monyet. Hal itu dilakukan karena Indonesia, sebagai tetangga dekat Singapura, memiliki frekuensi transportasi yang sangat tinggi dari negara tersebut ke beberapa kota di Indonesia.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori