Kisah Farhah, Kader IPPNU yang Raih Juara 3 Dai Daiyah LD PBNU
Kamis, 19 Januari 2023 | 09:00 WIB
Farhah Nur Choiriyah, kader IPPNU asal Pemalang, Jateng juara 3 Kompetisi Dai Daiyah LD PBNU. (Foto: istimewa)
Bekasi, NU Online
Farhah Nur Choiriyah, kader IPPNU asal Pemalang, Jawa Tengah masih tidak percaya ketika dirinya dinobatkan sebagai juara 3 Kompetisi Dai Daiyah yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pesantren Motivasi Indonesia Setu, Bekasi, Jawa Barat.
Farhah, sapaan akrabnya, menceritakan sekilas pengalamannya yang menakjubkan dari tahap pendaftaran, seleksi hingga masuk final dan mendapatkan juara 3.
"Rasanya masih tidak percaya aja sih. Sebab, dari awal sudah minder dari 600 peserta yang daftar tapi saya tetap mencoba dan alhamdulillah rezeki saya bisa sampai di tahap ini," ujar Farhah kepada NU Online, Selasa (17/1/2023).
Menurtunya banyak sekali ilmu yangdidapat dari kompetisi ini apalagi saat karantina di Pesantren Motivasi Indonesia. "Belajar banyak mulai dari tema ceramah, target audiens, menyampaikan dakwah yang moderat, rujukan kitab dan lainnya," jelasnya.
Farhah mengaku sempat ragu mengikuti Kompetisi Dai Daiyah terlebih harus melewati karanita di Bekasi, namun kedua orang tua terus memberikan dukungan.
"Awalnya orang tua sempat ragu karena kami dari keluarga tidak punya. Nanti kalau ke Jakarta biaya dari mana dan sebagainya. Namun, mereka akhirnya mendukung dan membiayai saya," jelasnya.
Selain keluarga, kepandaian Farhah kian berkembang melalui pendidikan di Pesantren Roudhotul Mubtadiin Ulujami Pemalang sejak SMP hingga SMK.
"Kegiatan pesantren yang tak lepas dari mukhadlarah setiap pekan memunculkan kepercayaan yang tinggi untuk saya. Saat di pesantren saya berlatih untuk tampil di depan umum," ucapnya.
Baca Juga
Lima Pendekatan Dakwah Wali Songo
Saat ditanya bagaimana kiat dan trik berani tampil di depan umum dan menguasai materi ia mengaku mendapat referensi dari pengajian-pengajian KH Anwar Zahid dan Ustadzah Mumpuni 'Aksi Indosiar', serta kitab-kitab yang dipelajari di pesantren.
"Jika ada beberapa hal yang belum paham biasanya saya tanya ustadz yang di pesantren. Tidak hanya ke satu orang saja tapi juga ke guru lainnya hingga menemukan kesimpulan dari semua pendapat yang ada," jelas perempuan yang kini tengah menempuh pendidikan di Universitas Islam Sultan Agung (Unisula) Semarang.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan