Kopri PMII Bertekad Jadi Wadah Solusi Permasalahan Perempuan
Sabtu, 26 Juni 2021 | 13:30 WIB
Jakarta, NU Online
Usai dikukuhkan, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Putri (Kopri) berkomitmen akan senantiasa menjadi organisasi yang peduli terhadap berbagai persoalan kemanusiaan dan peradaban. Terutama terhadap kasus-kasus yang tidak menyenangkan yang terjadi pada perempuan.
“Kita harus bisa menjadi wadah untuk memberikan solusi dan bisa memecahkan permasalahan yang terjadi pada perempuan,” tegas Ketua PB Kopri Maya Muizatil Lutfillah, di Balai Sarbini Jakarta, Sabtu (26/6).
Di masa mendatang, Maya berharap seluruh kader dan pengurus Kopri di semua tingkatan agar menjadi perempuan yang maju dan mandiri. Dijelaskan bahwa maju dan mandiri berarti memiliki jiwa kepemimpinan yang matang, siap mengambil risiko, dan berani bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.
“Kader Kopri yang maju adalah kader yang memiliki mental yang kuat, pengetahuan yang mumpuni, serta spiritualitas yang tinggi,” tutur perempuan aktivis yang merupakan kader PMII asal Banten itu.
Karena itu, sebagai organisasi mahasiswa perempuan terbesar di Indonesia, konsep kaderisasi di dalam Kopri jangan hanya untuk mencari kader sebanyak-banyaknya tetapi harus pula menjadi proses pembelajaran dan penempaan diri, etika, serta intelektualitas. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan kader berkualitas.
“Ini harus dimulai dari tataran rayon untuk merevitalisasi kader Kopri sehingga bisa lebih berisi, dan kehadirannya bisa membawa semangat positif untuk NU dan bangsa,” tegas Maya.
Kemudian, tantangan lain yang harus dihadapi Kopri adalah soal kemajuan peradaban dunia yang ditandai dengan kemajuan digitalisasi yang sangat pesat. Bahkan menurut Maya, dunia digital saat ini seolah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita. Kita memiliki sangat banyak kader yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara, bahkan pengurus hari ini merupakan keterwakilan dari semua kader yang ada di Indonesia. Perdana bagi sahabat Papua yang saat ini menjadi jembatan pengurus PMII bagi daerahnya. Karena saya sebagai Ketua Kopri ingin meretas keterbatasan dari Sabang sampai Merauke, sehingga kaderisasi yang terjadi di Kopri ini cukup merata,” tuturnya.
Disebutkan, Kopri saat ini memiliki kader yang tersebar di 254 cabang se-Indonesia. Hal itu, menurut Maya, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi organisasi yang lahir atas orientasi pengabdian terhadap Nahdlatul Ulama, bangsa, dan negara ini.
Sebelumnya, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri (Abe) menegaskan sebuah komitmen untuk melakukan transformasi organisasi. Salah satunya di bidang teknologi yang bertujuan agar membuat PMII semakin maju dan mendunia.
Untuk mewujudkan komitmen transformasi di bidang teknologi digital itu, PMII telah meluncurkan e-pmii. Sebuah platform digital layanan PMII untuk membangun basis data kader dari Sabang hingga Merauke di semua tingkatan kepengurusan.
Platform e-pmii juga akan melayani basis sistem administrasi elektronik untuk pengajuan sertifikat Pelatihan Kader Lanjut (PKL), Pelatihan Kader Nasional (PKN), serta Surat Keputusan (SK) Kepengurusan Cabang dan Pengurus Koordinasi Cabang (PKC). Kemudian, ada pula e-learning bagi seluruh kader dan pengurus yang ingin mengakses ilmu pengetahuan dan materi kaderisasi melalui e-pmii di pbmii.com.
“Platform e-pmii akan menjadi jawaban dari pengelolaan sistem basis data kader yang baik, sistem manajemen organisasi, dan sistem administrasi PMII secara digital,” tegas Abe.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin