Korban Tsunami Lampung Perlu Pendampingan Para Psikolog
Senin, 31 Desember 2018 | 00:00 WIB
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Selatan Zainal Mustofa mengungkapkan bahwa penanganan psikis bagi para korban terdampak tsunami dari trauma yang mereka alami saat ini menjadi tugas terberat dan perlu mendapat perhatian serius.
“Yang paling berat saat ini adalah menghadapi masyarakat yang secara psikis merasa ketakutan (trauma). Mereka perlu ada pendamping yang mendampingi secara psikologis atau psikolog,” ungkap Zainal saat diwawancarai NU Online, Ahad (30/12) di Pos 7 NU Peduli Desa Way Muli, Lampung Selatan.
Permasalahan logistik awalnya memang menjadi kendala utama. Namun seiring dengan berjalannya waktu dapat diatasi dengan terus mengalirnya bantuan dari berbagai elemen masyarakat.
“Beberapa hari yang lalu itu kita masih kekurangan bahan-bahan logistik seperti obat-obatan, kebutuhan bayi seperti pampers, susu, namun saat ini sudah tertanggulangi dengan banyaknya bantuan logistik yang masuk,” ungkapnya.
Erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini terus terjadi dan trauma akibat tsunami terus membayangi para korban. Tsunami bisa saja muncul tiba-tiba dan inilah yang membuat mereka terus dihantui rasa was-was. Belum lagi kehilangan sanak-saudara dan harta benda.
Untuk cepatnya proses rehabilitasi ini, lanjut Zainal, NU Peduli telah mendirikan 9 pos yang tersebar di lokasi-lokasi terdampak paling parah khususnya di Kecamatan Rajabasa. Pos-pos ini terus berkoordinasi untuk membantu pemulihan baik fisik maupun psikis.
“Kita turun dari hari pertama dengan membantu mencari para korban dan membersihkan material-material yang terseret tsunami. Kepedulian ini diharapkan mampu memotivasi masyarakat yang tertimpa musibah bahwa mereka tidak sendiri. Masih ada kami yang bersama mereka,” ungkapnya.
LPBI NU Lampung Selatan juga terus berkoordinasi dengan seluruh elemen terkait penanganan bencana seperti pemerintah daerah guna penanganan bencana yang lebih efektif.
“Kita berkoordinasi dengan pemerintah untuk terus membantu para korban dan menanamkan kepada mereka untuk bisa kembali optimis menatap masa depan dan menerima takdir ini serta membangun kembali kehidupannya,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)