KPAI Sayangkan Perusakan Makam di Solo, Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Jumat, 25 Juni 2021 | 09:15 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Susanto menyayangkan kejadian perusakan 12 makam di tempat pemakaman umum Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Solo. Namun, dikarenakan hal ini bersifat sensitif, Ia mengimbau agar semua pihak menyikapinya dengan bijak apalagi terduga pelaku perusakannya adalah anak-anak.
“Kami menyayangkan atas kejadian ini, namun semua pihak harus menahan diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi diduga pelakunya anak-anak,” kata Susanto kepada NU Online, Jumat (25/6).
Wakil Ketua Lembaga Pendidikan Maarif PBNU 2015-2020 ini menyarankan kepada lembaga atau pihak yang menangani kasus tersebut untuk melakukan evaluasi serta memperkuat penanaman nilai-nilai karakter sejak dini sehingga kejadian-kejadian seperti itu tidak terulang kembali.
“Kejadian ini jadi bahan evaluasi bersama sehingga ke depan penanaman nilai-nilai karakter positif termasuk toleransi semakin dikuatkan. Agar anak tidak rentan melakukan tindakan yang tidak etis,” ujar Susanto.
Senada dengan Susanto, Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Tanggerang Selatan, Sefty Riyani, menganggap betapa pentingnya pengajaran nilai toleransi kepada anak sejak dini.
Sebab, hal itu merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga atau lembaga-lembaga yang berfokus menangani urusan itu untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan seperti di Solo.
“Karena pelakunya ini anak-anak, jadi selain penegasan dari pihak keamanan yang paling penting adalah pendampingan dari lembaga-lembaga yang fokus terhadap perlindungan anak untuk lebih mengenalkan nilai-nilai toleransi antar-agama,” kata Sefty.
Sefty menuturkan bahwa saat ini sudah banyak lembaga-lembaga baik dari pemerintah maupun non-pemerintah yang berfokus pada isu keluarga dan anak salah satunya LKKNU yang bertujuan memberikan bimbingan dan pembinaan keluarga agar memiliki kesadaran dan sikap tanggung jawab terhadap eratnya hubungan bermasyarakat.
“Dalam modul parenting LKKNU ada materi tentang toleransi bagaimana caranya anak menghargai orang lain yang berbeda baik suku ataupun agama,” tuturnya.
Sebanyak 12 makam Nasrani di pemakaman umum pemakaman umum Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Solo, dirusak 10 anak murid salah satu lembaga pendidikan informal. Peristiwa perusakan makam berbau intoleransi itu terjadi pada Rabu (12/6) sekitar pukul 16.00 WIB.
Terkait tindakan intoleransi itu, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menegaskan, pelaku perusakan makam umum itu akan tetap diproses hukum. Proses hukum tersebut melibatkan guru, sedangkan anak-anak akan dilakukan pembinaan.
Kontibutor: Syifa Arrahmah
Editor: Fathoni Ahmad