Kunjungi PBNU, Ketum Alumni Al-Azhar Bahas Penguatan Budaya Damai
Jumat, 13 September 2024 | 18:00 WIB
Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Prof Abbas Shouman bersama Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, pada Kamis (12/9/2024). (Foto: TVNU/Miftahus Surur)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Prof Abbas Shouman berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menemui Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat, pada Kamis (12/9/2024).
Prof Abbas yang ditemani oleh Ketua OIAA Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi membahas serangkaian kerja sama untuk penguatan budaya damai, penolakan pemikiran radikal, hingga menghadirkan konsep Islam rahmah atau kasih kepada masyarakat dunia.
"Beliau menyampaikan bahwa konsern semua kerjasama antara Al-Azhar dengan Nahdlatul Ulama bisa terus ditingkatkan, baik pertama dalam hal penguatan budaya damai, kedua dalam hal menolak pemikiran-pemikiran ekstrim atau radikal, ketiga menghadirkan wajah Islam yang menunjukkan nilai rahmah Islam di masyarakat dunia," kata TGB Zainul Majdi usai pertemuan.
"Beliau juga menyampaikan bahwa selama ini Al-Azhar dan Nahdlatul Ulama ini seiring sejalan maka itu kamu ingin kerjasama itu terus ditingkatkan Dan itu disambut baik oleh Fadhilatul Ustadz Syekh Yahya Cholil Staquf alhamdulillah," tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, TGB Zainul Majdi menyampaikan bahwa kedua ulama itu membahas terkait perjuangan bersama antara NU dan Al Azhar yang memiliki kultur dan ajaran yang sama, yaitu Ahlussunah wal Jama'ah (Aswaja) dalam membangun peradaban dunia yang harmonis dan damai.
"Jadi, sebagian besar mahasiswa Indonesia di Al-Azhar itu Nahdliyin. Maka dari itu hubungan memang sangat kuat, Kita berharap antara Al-Azhar dan Nahdlatul Ulama sebagai jangkar utama dari Islam Aswaja bisa kokoh hubungannya," katanya.
Program-program tersebut, katanya akan segera dimaksimalkan untuk membuat gerakan serempak terkait kampanye Islam Aswaja dengan mengajak ribuan kader dari mahasiswa Nahdliyin di Al-Azhar.
Mudah-mudahan sering dengan program-program yang ada berjalan dengan maksimal karena bagaimanapun, kampanye Islam Aswaja membutuhkan kader-kader yang banyak, 15.000 itu jumlah yang tidak berlebihan inshallah menjadi kader untuk penguatan Wasathiyyatu (moderatisme) Islam," terangnya.