Kiai Said menuntun pria Jepang membaca dua kalimat syahadat di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (18/11). (Foto: NU Online/Husni Sahal)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj kembali menuntun seorang pria berkewarganegaraan Jepang memeluk agama Islam. Ikrar pembacaan dua kalimat syahadat berlangsung di lantai 3, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (18/11).
Adapun yang menjadi saksi pada prosesi sakral tersebut adalah Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani dan Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini. Sejumlah pengurus PBNU yang lain juga turut menyaksikannya. Mereka adalah H Umar Syah, H Aizzudin Abdurrahman, Juri Ardiantoro, dan Isfah Abidal Aziz.
Sebelumnya, Kiai Said mengemukakan kepada pria Jepang yang diketahui bernama Takayoshi Nakanishi ini bahwa Islam merupakan agama yang ajarannya mudah untuk dilaksanakan. Ajaran itu di antaranya berupa rukun iman, yakni iman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat, dan qadha dan qadar.
"Agama Islam itu kelebihannya dalam teologi, original. Dari 15 abad lalu sampai sekarang, rukun iman ada enam. Di mana saja. Mau Islam Arab, Islam Asia, Amerika," kata Kiai Said.
Selain teologi, katanya melanjutkan, keaslian Islam juga terletak pada syariatnya, yaitu mendirikan shalat, menunaikan zakat, menjalankan puasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji di Arab Saudi.
"(Syariat itu) Sejak 15 abad yang lalu sampai sekarang nggak pernah berubah. Itu sama semua. Islam mana pun sama semua. Dari dulu sampai sekarang. Kalau ada perbedaan kecil, (tapi) pada prinsipnya satu (sama)," terang Kiai Said.
Sementara Takayoshi Nakanishi mengatakan bahwa dirinya sering berkunjung ke PBNU. Seiring berjalan waktu, ia mengenal Ketua PBNU H Aizzudin Abdurrahman atau Gus Aiz. Dari perkenalan itu, ia dan Gus Aiz sering membicarakan tentang Islam dan Indonesia.
"Lama-lama saya menjadi penasaran. Tidak hanya tentang Islam, tapi juga tentang Indonesia," kata Takayoshi melalui penerjemah.
Sampai waktu tiba, ia berketetapan hati untuk memeluk Islam. Sementara pilihannya menjadi muslim melalui PBNU, kata dia, karena kecocokan atas Islam yang didakwahkan oleh NU.
"Islam itu kan ada aliran keras. Nah, Islam NU inilah yang paling mengena. Enak gitu," ucapnya.
Editor: Musthofa Asrori