Lakpesdam-Kemenag Cetak 33 Fasilitator Bimbingan Remaja Usia Sekolah dengan Modul Inklusif
Ahad, 25 Agustus 2024 | 15:00 WIB
Bimbingan Teknis atau Training of Trainer (ToT) Fasilitator Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di Oria Hotel, Jakarta Pusat, pada Selasa-Kamis (20-23/8/2024). (Foto: dok. istimewa)
Jakarta, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Bimbingan Teknis atau Training of Trainer (ToT) Fasilitator Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di Oria Hotel, Jakarta Pusat, pada Selasa-Kamis (20-23/8/2024). Dari kegiatan ini, telah lulus sebanyak 33 fasilitator BRUS tersertifikasi.
Kegiatan ini diikuti staf program INKLUSI, perwakilan dari lembaga dan badan otonom NU di tingkat pusat yang memiliki mandat dalam pencegahan dan penanganan perkawinan anak. Di antaranya, perwakilan dari Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU, Pengurus Pusat (PP) Fatayat NU, serta Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Pimpinan Manager (PM) Program INKLUSI Nurun Nisa berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas peserta dalam melaksanakan bimbingan pada remaja dan masyarakat, serta membekali fasilitator dengan perspektif inklusif dalam pencegahan dan penanganan perkawinan anak.
"Hasil yang diharapkan adalah terciptanya fasilitator yang andal dan berkualitas, yang siap menjalankan tugas dan fungsi pelayanan yang inklusif dalam bimbingan remaja usia sekolah dan masyarakat, khususnya dalam rangka pencegahan perkawinan anak (PPA)," ujarnya.
Dengan upaya terintegrasi seperti ini, diharapkan angka perkawinan anak di Indonesia dapat terus menurun, dan generasi mendatang dapat tumbuh dengan sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Hadir sebagai instruktur dalam kegiatan ini, Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina Kantor Urusan Agama dan Keluarga Sakinah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI Agus Suryo Suripto, dan Instruktur Ahli BRUS yang juga penyusun modul yakni Sugeng Widodo, Imam Nakhe'i, Nur Rofi'ah, dan Nurmey Nurulhaq.
Saat sambutan, Agus Suryo Suripto mengapresiasi kegiatan Bimtek Fasilitator BRUS kali ini karena sebagai momentum perdana mencetak fasilitator khusus modul BRUS yang inklusif.
"Kalau modul Kemenag awalnya hanya untuk remaja usia sekolah yang beragama Islam, kalau modul kerjasama Kemenag dan Lakpesdam PBNU ini untuk semua agama, jadi inklusif," ujarnya.
Ia berharap, pembuatan modul dan Bimtek Fasilitator ini bisa menjadi langkah awal untuk menyiapkan remaja dengan karakter yang unggul dan positif, yang akan berkontribusi pada penurunan angka perkawinan anak.
Sebab, perkawinan anak berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga kesehatan.
Anak yang menikah pada usia dini cenderung putus sekolah, sehingga tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Selain itu, mereka rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga akibat kurangnya kemampuan mengelola emosi dan konflik. Dampak lebih lanjut termasuk kelahiran prematur, stunting, hingga risiko kematian ibu saat melahirkan.
Sebagai informasi, program ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI dengan Lakpesdam PBNU dalam program INKLUSI.