Jakarta, NU Online
Pada momen Ramadhan ini, NU Care-LAZISNU menggulirkan program THR (Tunjangan Hari Raya) untuk para pekerja informal yang terus bekerja meski di tengah wabah virus Corona (Covid-19). Di antaranya para tenaga medis, sopir transportisi umum, guru ngaji, dan kurir atau petugas jasa pengiriman barang.
Penanggungjawab Kerja Sama NU Care-LAZISNU dengan MTT, Nur Hasan mengatakan program ini sudah mulai berjalan dengan salah satu mitra NU Care-LAZISNU yaitu Majelis Telkomsel Taqwa (MTT). Pada Senin (11/5) telah disalurkan sebanyak 30 paket THR bagi guru ngaji, marbot masjid, kurir, sopir transportasi umum, dan pahlawan Covid-19 lainnya yang terus menjalankan pekerjaannya di tengah wabah Corona.
Pembagian THR tersebut, lanjutnya, sudah dilaksanakan sejak hari Sabtu kemarin (9/5) kepada guru ngaji dan marbot masjid di wilayah Matraman Jakarta Timur.
"Dan siang (Senin, 11/5) tadi kepada tukang ojek dan kurir di sejumlah penyedia jasa pengiriman barang di Jakarta Pusat. Terus warga dhuafa di Cikarang Utara, Bekasi," imbuhnya.
Erlina (40), seorang guru ngaji salah satu madrasah di wilayah Matraman, Jakarta Timur, menuturkan bahwa pandemi Covid-19 telah memberi dampak pada ekonomi para guru ngaji, yang bersumber dari infak bulanan orang tua santri.
"Kami tetap mengajar para santri secara online di rumah masing-masing. Walaupun sebenarnya agak terhambat ketimbang mengajar secara langsung di madrasah. Selain itu, infak bulanan agak terhambat di masa pandemi ini, yang itu (infak) adalah untuk upah mengajar ustadz dan ustadzah," jelas Erlina.
Senada, Setino (50), sebagai marbot mengatakan dirinya tetap bekerja membersihkan masjid walaupun untuk sementara masjid tidak digunakan untuk masyarakat umum.
"Ya, tetap nyapu, ngepel, karena kalo enggak ‘kan (lantai masjid) berdebu. Tapi memang sejak adanya virus corona ini tidak ada lagi jamaah, sehingga infak masjid pun tidak ada pemasukan, yang itu sebagian untuk (upah) marbot," ujarnya.
"Terima kasih kepada NU Care dan MTT yang sudah membagikan THR kepada kami. Ini sangat membantu dan bermanfaat," sambung pria yang sudah 12 tahun menjadi marbot Masjid Ash-Shiddiq, Matraman, Jakarta Timur itu.
Sementara itu, Ketua PP NU Care-LAZISNU, Achmad Sudrajat, menyampaikan Pemerintah telah mengimbau diberlakukannya physical distancing dan PSBB di sejumlah wilayah. Tetapi para tenaga medis, kurir, tukang ojek atau sopir transportasi umum, hingga guru ngaji juga marbot masjid harus tetap bertugas untuk membantu orang lain dan memenuhi kebutuhan ekonominya.
"Mereka adalah para pahlawan Covid-19 di garda terdepan. Mereka adalah pahlawan yang telah mengabaikan kepentingannya sendiri untuk membantu orang lain," ucap Sudrajat.
Oleh karena itu, katanya, dalam momentum Ramadhan tahun ini, NU Care-LAZISNU membuat program THR untuk Pahlawan Covid-19, untuk mengapresiasi perjuangan mereka.
"Adapun target penerima manfaat dari program ini yaitu satu juta paket THR, dengan menggandeng berbagai mitra. THR disalurkan dalam bentuk Sembako dan uang tunai," pungkasnya.
Kontributor: WahyuNoerhadi
Editor: Kendi Setiawan