LPTNU: Matkul Aswaja An-Nahdliyah Akan Jawab Tantangan Masyarakat di Masa Depan
Jumat, 17 Februari 2023 | 23:00 WIB
Sekretaris LPT PBNU Ahmad Suaedy saat berbicara di agenda Pra-Rakernas LPTNU, Workshop Kurikulum Keaswajaan dan Moderasi Beragama, di Hotel Amaroossa Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (16/2/2023). (Foto: TVNU/Fikri)
Bogor, NU Online
Sekretaris Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT PBNU) Ahmad Suaedy mengatakan, mata kuliah tentang Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah yang tengah dipersiapkan untuk dipakai di PTNU se-Indonesia diharapkan akan mampu menjawab tantangan masyarakat di masa depan.
“Jadi nantinya diharapkan akan ada sebuah mata kuliah khusus tentang Aswaja untuk semua perguruan tinggi yang punya prospek ke depan untuk menjawab tantangan baru masyarakat ke depan,” ujar Suaedy kepada NU Online, di sela-sela agenda Pra-Rakernas LPTNU, Workshop Kurikulum Keaswajaan dan Moderasi Beragama, di Hotel Amaroossa Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (16/2/2023).
Ia menjelaskan, pembahasan materi tentang Aswaja An-Nahdliyah selama ini di perguruan tinggi NU dan pesantren memang sudah berlangsung tetapi belum ada standar baku secara nasional menjadi sebuah kurikulum.
“Kita mencoba merumuskan mata kuliah yang standar untuk semua PTNU. Bahan ini nanti akan diplenokan di Rakernas untuk diputuskan bersama. Namun kami masih akan mengonsultasikan dengan para kiai syuriyah, apakah yang kita tawarkan ini sudah sesuai atau belum,” ujar Dekan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (FIN Unusia) itu.
Suaedy kemudian menjelaskan alasan mata kuliah Aswaja An-Nahdliyah atau yang disingkat Aswajana itu penting untuk dibuat standar baku dan diajarkan di perguruan tinggi NU. Salah satunya adalah sebagai landasan bagi NU untuk melangkah lebih jauh lagi di abad kedua ini.
“NU di abad kedua ini ingin melangkah lebih jauh dari apa yang sudah dicapai sekarang. Kalau selama ini NU bekerja di masyarakat, di Indonesia, tapi NU sekarang ingin menjadi aktor di dunia. Bukan hanya dunia Islam, tapi juga dunia internasional. Maka kita perlu satu landasan baru yang memungkinkan untuk itu,” ucap Peneliti Islam Asia Tenggara ini.
Landasan baru ini, kata Suaedy, tentu saja tetap mengacu pada nilai-nilai, referensi, dan ajaran dari para sahabat, para ulama pendiri Aswaja, serta menekankan pada pergulatan di dalam NU sejak zaman para pendiri hingga berkembang seperti sekarang ini.
Sementara itu, Ketua Tim Perumus Kurikulum Aswaja An-Nahdliyah Marzuki Wahid mengatakan bahwa akan ada beberapa pokok bahasan di dalam mata kuliah Aswaja An-Nahdliyah yang sedang dirumuskan itu.
Salah satunya adalah soal ajaran pokok Aswaja An-Nahdliyah di berbagai bidang, antara lain aqidah, fiqih, tasawuf, ijtima’iyah (kemasyarakatan), iqtishadiyah (perekonomian), siyasah (politik), ilmu pengetahuan dan teknologi, insaniyah (kemanusiaan), serta bi’ah (lingkungan).
“Kita ingin menghadirkan paradigma Aswajana ini untuk merespons dan menjawab problem-problem sosial dan kemanusiaan serta tantangan ilmu pengetahuan hari ini,” harap Marzuki Wahid.
Kemudian, kurikulum Aswaja An-Nahdliyah ini disusun bukan hanya pada tataran pengetahuan tetapi juga pada aspek afeksi atau kesadaran dan sikap. Ia mengaku, bersama tim perumus lainnya, akan mengatur strategi agar kurikulum Aswaja ini tidak semuanya perkuliahan tetapi ada pula praktik langsung atau turun ke lapangan.
Lalu, mahasiswa kelak akan didorong untuk berani menghadapi masalah. Dari sini akan terlihat sikap Aswajana yang ada pada diri mahasiswa itu terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi itu.
“Mahasiswa harus dilatih semacam itu sehingga dalam dirinya, otaknya, hatinya, dan seluruh anggota tubuhnya itu betul-betul Aswajana dengan seluruh pengetahuan, paradigma, dan praktikal-praktikal amaliyah lainnya,” tutur Rektor Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon itu.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF