Nasional

Mahasiswa Diingatkan agar Tidak Ikut Gerakan Kekerasan

Rabu, 23 Mei 2018 | 15:30 WIB

Jakarta, NU Online 
Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid mengatakan bahwa keberadaan terminologi-terminologi seperti liqa dan usrah di lingkungan kampus menandai masuknya gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) dari Mesir. 

"(Ikhwanul Muslimin) Ini mulai masuk ke Indonesia," kata Yenny Zannuba Wahid di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (23/5).

Menurut Yenny, gerakan yang menginsipirasi IM ini membangun jaringan dengan cara menanamkan bibit-bibit seperti intoleransi.

Umumnya, mahasiswa yang masuk ke dalam gerakan yang menginsipirasi IM ini tergolong rendah ilmu agamanya dan mempunyai semangat yang besar dalam mempelajarinya. Dan karena rendah ilmu agamanya, maka potensi terpapar radikalisme pun menjadi besar. 

"Tidak semua seperti itu, tetapi jaringan-jaringan ini menjadi ladang persemaian yang paling subur untuk paham-paham radikalisme karena ya tadi itu terinspirasi paham Ikhwanul Muslimin," katanya. 

Oleh karena itu, Yenny berharap agar mahasiswa yang tergabung dalam gerakan yang terinspirasi IM agar menyadari tentang bahaya ke depannya. 

"Mereka harus tau yang dikaji itu apa, kalau yang dikaji itu teologi Hasan Al-Banna, ya jadi bahaya ke depannya, maunya jihad semua," ucap pria berumur 43 tahun itu. 

Perempuan kelahiran Jombang, Jawa Timur itu pun mengingatkan kepada mahasiswa yang mempunyai semangat belajar agama agar tidak mudah ikut gerakan-gerakan yang mengajarkan tentang kekerasan atas nama Islam. Tetapi sebaliknya mengikuti kiai-kiai pesantren yang ilmu agamanya sudah jelas dan luas. 

"Ulama-ulama kita kan ngajinya jagoan. Kitabnya banyak, ngelotok, mereka menerima Indonesia sebagai NKRI.
Kita ini yang harus lebih menyadari lah. Ilmu kita masih cetek, jangan sampai kita secara tidak sadar ternyata disesatkan oleh orang-orang yang mengaku sedang memperjuangkan kepentingan Islam. Perjuangan kepentingan Islam bukan dengan cara menyakiti sesama," pungkasnya. 

IM didirikan oleh Hasan Al-Banna di Mesir tahun 1928 dan beberapa kali gerakan tersebut dibubarkan pemerintah Mesir. Terakhir, pada 2013, IM dibubarkan karena tuduhan sebagai organisasi teroris yang mengekploitasi agama sebagai slogan politik. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)


Terkait