Nasional

Majalah Tempo 2003: NU Online Diluncurkan, Nahdliyin Tak Lagi Jadi Kaum Pinggiran

Senin, 11 Juli 2022 | 18:38 WIB

Majalah Tempo 2003: NU Online Diluncurkan, Nahdliyin Tak Lagi Jadi Kaum Pinggiran

Logo NU Online.

Jakarta, NU Online

Tepat pada 19 tahun lalu website NU Online diluncurkan. Peluncurannya dihadiri sekitar 1.500 orang. Mulai dari kiai, aktivis organisasi, pejabat tinggi negara, hingga ibu rumah tangga antusias mengikuti peluncuran tersebut.

 

Ketika itu, pada 11 Juli 2003 di Hotel Borobudur Jakarta, situs resmi perkumpulan Islam terbesar di dunia ini diresmikan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi. 


Majalah Tempo pernah menulis artikel berjudul Gagap Teknologi yang menceritakan tentang peluncuran NU Online. Artikel yang ditulis pada 20 Juli 2003 itu menyebutkan bahwa julukan warga NU sebagai kaum pinggiran mesti dihilangkan. Sebab organisasi kaum sarungan ini telah menclok (hinggap) di dunia maya lewat situs NU Online. Dengan kata lain, sejak NU Online diluncurkan, Nahdliyin sudah tidak lagi menjadi kaum pinggiran.


Pada saat peluncuran itu, sebagaimana ditulis Majalah Tempo, Kiai Hasyim Muzadi mengatakan bahwa kehadiran NU Online sangat penting agar semua lembaga di bawah NU tidak putus silaturahim. Namun, Kiai Hasyim tetap menggalakkan istighotsah untuk menghadang para peretas yang mengganggu NU Online. 


Menurutnya, doa para kiai dan Nahdliyin akan mampu menyelamatkan NU Online dari tangan jail. Kemudian Kiai Hasyim berseloroh. Ia mengharapkan agar para kiai harus bisa membedakan internet dan eternit.


Di sisi lain, pada saat NU Online diluncurkan, Pemimpin Redaksi Detikcom Budiono Darsono memberikan komentar. Kehadiran 1.500 orang dalam acara peluncuran itu, rupanya membuat takjub. Sebab sebelumnya belum pernah ada peluncuran situsweb organisasi atau perusahaan yang dihadiri hingga 1.500 orang. 


Namun antusiasme hadirin itu tampak sangat wajar, karena situsweb NU Online akan dikelola oleh anak-anak muda NU yang memahami teknologi informasi. Harapannya, situsweb ini dapat berfungsi sebagai jaringan komunikasi antara anggotanya maupun dengan komunitas di luar NU. 


Di dalam acara peluncuran NU Online itu juga ditampilkan visualisasi perkembangan alat komunikasi dan teknologi informasi di kalangan Nahdliyin. Mulai dari informasi mulut ke mulut, kentongan, bedug, dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan alat komunikasi. Bahkan hingga internet muncul, NU juga mengembangkan jaringan komunikasi berbasis internet. 


Visualisasi tersebut merupakan film dokumenter yang menampakkan perjalanan sejarah alat komunikasi NU. Dalam film berdurasi 15 menit itu juga tampak muncul jaringan NU se-Indonesia dalam bentuk peta besar dengan titik-titik yang terdapat perkumpulan NU. 


Lalu Kiai Hasyim Muzadi secara resmi meluncurkan NU Online dengan menekan tombol laptop dan diiringi lantunan shalawat dari hadirin. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad