Yogyakarta, NU Online
Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat, buku yang terbit pada 1994 oleh penerbit Mizan itu kembali dilaunching kemarin, Kamis (01/11). Kali ini, buku yang laris dipasaran itu kembali diterbitkan oleh penerbit Gading dengan edisi revisi.
<>
Martin Van Bruinessen, penulis buku tersebut hadir langsung ke acara yang bertempat di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga itu untuk memaparkan hasil penelitiannya yang tertuang dalam bukunya.
Dalam pemaparannya, Martin mengaku bahwa dalam penelitian yang dilakukannya ia banyak mendapatkan dukungan dari almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Berkat jasa Gus Dur, kata Martin, dirinya mudah keluar-masuk berbagai pondok pesantren sebagai objek dalam penelitiannya. Dia juga mengatakan bahwa dia sering menyertai almarhum Gus Dur berziarah ke makam-makam.
“Entah mengapa, sejak saya di Indonesia, saya jadi suka pergi ke makam,” ungkap antropolog yang berasal dari Negara Kincir Angin ini.
Martin mengatakan, ketertarikannya untuk meneliti tarekat berasal dari pengamatannya pada masyarakat Kurdi, salah satu kawasan terpencil di Irak. Di sana, pimpinan tarekat selalu menjadi pimpinan politik pula.
Dari tealitas itu dia memahami bahwa tarekat mampu memobilisasi sebuah persatuan. Ditambah lagi kenyataan lain yang menunjukkan betapa kepatuhan dan kesetiaan anggota sebuah tarekat kepada pimpinannya sangat kuat.
Kontibutor: Nur Hasanatul Hafshaniyah