Jakarta, NU Online
Nahdliyin masih mengalami sejumlah krisis dalam hal pengelolaan masjid. Selain aspek kepengurusan, kualitas khatib dinilai belum banyak yang memenuhi standar yang diidealkan. Karenanya, berbagai langkah perlu diterapkan demi pemecahan masalah ini.
<>
“Kebanyakan masjid-masjid Nahdliyin terjadi krisis khatib yang berkualitas,” ujar Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlaul Ulama (LTMNU) Ibnu Hazen, Jumat (20/7), di Jakarta.
Menurut Ibnu, memiliki sumberdaya khatib yang bermutu bagi masjid merupakan keniscayaan. Mutu tersebut meliputi keilmuan agama yang luas, keluhuran akhlak, sanggup memotivasi, membimbing, dan komunikatif.
“Isi khotbahnya pun menyentuh dan menjawab problem umat sehingga menarik untuk didengar dan disimak. Jamaah tidak ngantuk dan tertidur ketika khatib sedang khotbah,” tambahnya.
Sebab itu, lanjutnya, PP LTMNU berharap masjid Nahdliyin dapat menyelenggarakan program pengaderan khatib. Program tersebut dibidani pengurus dewan kemakmuran masjid setempat dengan mengadakan pelatihan dakwah, seleksi dai potensial, atau lainnya.
“Dari khotbah para khatib diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab jamaah terhadap pemakmuran masjid,” pungkasnya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis : Mahbib Khoiron