Menag: Al-Qur’an Inspirasi Kemajuan dan Menjunjung Tinggi Kesetaraan
Selasa, 19 April 2022 | 23:57 WIB
“Ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an telah menginspirasi kemajuan dan menjunjung tinggi kesetaran hak dan kedudukan."
Jakarta, NU Online
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) H Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menyebut bahwa Al-Qur’an telah menginspirasi kemajuan serta menjunjung tinggi kesetaraan hak dan kedudukan. Kitab suci umat Islam ini juga diturunkan sebagai pemersatu keragaman bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Gus Yaqut dalam Peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Kenegaraan Tahun 1443 H/2022 M di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama RI, Jl MH Thamrin, Jakarta, pada Selasa (19/4/2022) malam.
Baca Juga
Makna Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar
Gus Yaqut menegaskan bahwa peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Kenegaraan digelar sebagai bagian dari upaya mengingatkan betapa mulianya ajaran Al-Qur’an bagi bangsa Indonesia. Nuzulul Qur’an pun telah diperingati secara rutin oleh masyarakat Indonesia.
“ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an telah dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia. Spirit Al-Qur’an pula yang telah membawa Indonesia sebagai bangsa yang berhasil merawat keragaman menjadi harmoni yang begitu indah,” kata Gus Yaqut.
Baca Juga
Penjelasan Seputar Nuzulul Qur'an
Sebab, merawat keragaman menjadi harmoni adalah perintah Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh para pendiri bangsa. Menurut Gus Yaqut, peran umat Islam dalam merawat keragaman Indonesia adalah bentuk nyata kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia.
“Keragaman dalam kehidupan adalah keniscayaan. Kita tidak hanya beragam dalam bahasa dan warna kulit, tetapi juga beragam dalam keyakinan dan pemahaman. Maka tak pernah ada sebuah zaman, yang seluruh anak zamannya berada dalam satu pemahaman yang satu,” jelasnya.
Ia mengingatkan, saat bangsa-bangsa Arab berselisih tentang siapa yang lebih mulia, Al-Qur’an datang dengan konsep kesetaraan hak dan tanggung jawab tanpa membedakan warna kulit. Setiap orang tidak pernah benar-benar lebih mulia dari orang lain, kecuali karena kualitas takwanya.
Lebih lanjut, Gus Yaqut mengatakan bahwa saat Islam menyebar hingga ke seluruh pelosok dunia, lahir sosok ulama yang tidak hanya berasal dari satu bangsa. Namun justru lahir pula dari bangsa-bangsa yang beragam.
Ia lantas menyebutkan beberapa ulama Indonesia yang menjadi ulama di Makkah dan Madinah. Di antaranya Imam Nawawi Al-Bantani, Syekh Khatib Al-Minangkabawi, dan Syekh Mahfudz Attarmasi.
“Ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an telah menginspirasi kemajuan dan menjunjung tinggi kesetaran hak dan kedudukan. Semoga peringatan Nuzulul Qur’an ini semakin meneguhkan bahwa nilai-nilai Al-Qur’an sangat penting dalam menjaga harmoni Indonesia,” kata Gus Yaqut.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa menyampaikan ceramah agama tentang Kerukunan dan Keberagaman Perspektif Al-Qur’an. Peringatan Nuzulul Qur’an ini juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin secara daring.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Alhafiz Kurniawan