Jakarta, NU Online
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa wajib bagi seluruh umat Islam untuk menuntut atau mencari ilmu. Bahkan dalam kitab ta’limul muta’allim, salah satu syarat menuntut ilmu ialah thulu zaman, membutuhkan waktu yang panjang.
Hal itu menunjukkan bahwa umat Islam diwajibkan menuntut ilmu seumur hidup dalam rentang waktu yang tidak singkat. Karena menuntut ilmu butuh proses belajar berkelanjutan, tidak instan.
Mengapa umat Islam diwajibkan mencari ilmu seumur hidup? Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor menjelaskan, semua aktivitas manusia hendaknya bermuara kepada Allah.
Semakin bertambah ilmu seseorang, semakin bertambah pula rasa takut dan cintanya kepada Allah.
“Wajib mencari ilmu seumur hidup. Sebab jika ilmu kita terus bertambah, maka bertambah pula rasa takut dan cinta kita kepada Allah,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Kamis (5/7) lewat akun twitter pribadinya @KHMLuqman.
Namun, sambung penulis buku Jalan Hakikat ini, jika seseorang bertambah ilmu tetapi tidak bertambah rasa takut dan cintanya kepada Allah, maka hal itu hanya akan menambah siksa.
“Bila tidak demikian, maka bertambahnya ilmu akan menambah siksa kita,” terangnya.
Direktur Sufi Center Jakarta ini menegaskan, kewajiban menuntut ilmu seumur hidup merupakan perjuangan yang tidak mengenal pensiun jika niatnya karena Allah, bukan semata-mata karena karir.
“Perjuangan itu tidak ada pensiun bila nawaitu-nya fillah. Tapi bila nawaitu-nya karir harga diri dan kekuasaan, maka hanya akan jadi sampah yang siap dibakar di akhirat,” tandas Kiai Luqman. (Fathoni)