Nasional

Mengapa Para Ekstremis Begitu Masif Adakan Propaganda di Dunia Maya?

Selasa, 10 Mei 2016 | 08:00 WIB

Mengapa Para Ekstremis Begitu Masif Adakan Propaganda di Dunia Maya?

Dr Nico Prucha

Jakarta, NU Online
Pengamat terorisme dan radikalisme global Nico Prucha menjelaskan bahwa propaganda ISIS begitu masif di dunia maya. Dia mengungkapkan, ISIS menyebarkan dua video setiap harinya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan Interntional Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil) di Gedung JCC Senayan Jakarta, Selasa (10/5).

Doktor Universitas Wina Austria ini mengatakan bahwa video-video yang diunggah oleh ISIS 95 persen menggunakan bahasa arab dan selebihnya menggunakan bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan bahasa-bahasa internasional lainnya. ISIS, menurut Nico, menggunakan salah satu hadis Nabi untuk membenarkan apa yang mereka lakukan, yaitu sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Turmudzi: “Keluarkanlah orang-orang musyrik dari jazirah Arab,” tegas Nico.

Bagi Nico, ada dua alasa mengapa ISIS merilis video dan mengunggahnya ke dunia maya. Pertama, mereka ingin memaksa orang non-muslim untuk pindah dari negara Irak dan Suriah. “Mereka memusuhi orang Syi’ah, terutama rafidhah. Mereka (ISIS) menganggap Syiah rofidhoh bukan Islam,” jelasnya.

Kedua, mereka ingin memberitahukan pada dunia bahwa apa yang mereka lakukan itu ada dan didukung oleh Al-Quran, Hadis, dan pendapat para ulama. “Mereka mengunakan dalil-dalil dari Al Quran, Hadis, pendapat ulama, dan fiqih secara umum (di dalam videonya),” terangnya. 

“Mereka menamakan ini sebagai fiqih jihad yang benar sebagaimana Hadis Nabi di atas,” lanjut pria yang juga fasih berbahasa Arab ini.

Menurutnya, Barat memiliki pandangan yang berbeda tentang Islam sebelum dan setelah peristiwa 11 September 2001 lalu.
“Sebelum peristiwa 11 September, bagaimana pendapat anda tentang agama Islam Arab? Mereka (orang Barat) akan menjawab kalau Islam itu sebuah agama sebagaimana agama Yahudi dan Kristen,” ceritanya. Namun, imbuh Nico, setelah peristiwa 11 September, pandangan Barat tentang Islam berubah dan menjadikan Islam sebagai agama teroris.

“Setelah kejadian-kejadian terorisme yang tersebar di media, jawaban mereka (orang Barat) menjadi berubah,” tandasnya. 
Senada dengan Nico, salah satu pembicara yang lain Laurent Booth menyesalkan berbagai perlakukan diskriminasi yang dilakukan oleh Barat terhadap orang Islam. “Apa yang mereka inginkan dari kita?” ucap adik ipar mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang telah memeluk Islam ini.

 Laurent yang kini aktif mengampanyekan Islam damai di seluruh dunia ini juga berharap kepada umat Islam yang datang dan menetap di Eropa untuk terus menjaga dan mempertahankan identitasnya sebagai orang Islam. “Di Eropa, kenapa anda harus menghilangkan bahasa anda, harus menghilangkan identitas anda?” kata Laurent.

Lebih lanjut, perempuan yang kini bersuami orang pakistan ini mengajak umat Islam untuk menyuarakan pendapat untuk menghentikan peperangan yang terjadi di Timur Tengah. “Kita harus bicara pada Eropa untuk menghentikan peperangan, karena itu (peperangan) akan melanggengkan ekstrimisme,” tandasnya.

Diskusi sesi ketiga ini dimoderatori oleh Sri Mulyati, dan yang menjadi narasumber adalah Laurent Booth (Inggris), Virginia Gray Henry (Amerika Serikat), dan Nico Prucha (Swiss). (Muchlishon Rochmat/Fathoni) 




Terkait